BKSAP DPR RI Gandeng Nigeria Bangun Kerja Sama untuk Pertukaran Pelajar dan Pemain Sepak Bola

BKSAP DPR RI gandeng Dubes Nigeria kerja sama program pertukaran pelajar, hingga merintis gagasan pertukaran pemain sepak bola.

Editor: Mochammad Dipa
dok. BKSAP DPR RI
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Bramantyo Suwondo, bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar Nigeria, Mr. Thomas Nduka Eze, di gedung parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Gedung parlemen di Senayan mendadak menjadi arena diplomasi yang hangat.

Di balik senyum ramah Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Bramantyo Suwondo, ia memulai pertemuan dengan perwakilan Kedutaan Besar Nigeria, Mr. Thomas Nduka Eze, Jumat (23/5/2025).

Dengan gaya khas Bramantyo Suwondo yang serius tapi santai, penuh semangat, dan selalu dengan satu visi menjalin kemitraan strategis lintas negara.

Bramantyo, politisi Demokrat yang juga duduk di Komisi X DPR RI, membuka pertemuan dengan kalimat dengan pepatah Tiongkok, yaitu 'Satu musuh terlalu banyak, seribu teman belum cukup'.

Kutipan Presiden Prabowo Subianto itu dilontarkannya bukan sekadar hiasan kata, melainkan sebagai pengingat betapa pentingnya membangun jembatan kerja sama, bukan tembok perbedaan.

Ia memperkenalkan Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia (GKSB) Nigeria sebagai platform lintas fraksi dan komisi, bukan hanya simbol diplomatik, tapi wadah konkret membangun komunikasi yang lebih hidup antar parlemen.

“Kami ingin kerja sama ini nyata, bukan sekadar jargon,” kata Bramantyo. 

Ia lalu memaparkan rencana kunjungan delegasi GKSB ke Nigeria pada Juli atau Agustus 2025. Fokus utamanya membuka peluang kolaborasi di bidang pendidikan melalui program pertukaran pelajar, memperluas kerja sama industri, hingga merintis gagasan pertukaran pemain sepak bola.

“Nigeria kuat di sepak bola, kita harus belajar dari mereka,” ujarnya.

Bramantyo tak sekadar bicara gagasan. Ia menegaskan pentingnya kerja sama yang berpihak pada kepentingan rakyat, terutama di tengah dunia yang makin terpecah antara blok-blok besar.

“Indonesia dan Nigeria sama-sama negara berkembang. Kita harus menjadi kekuatan penyeimbang, promotor perdamaian di tengah rivalitas global," ucapnya.

Di ruang yang sama, Mr. Thomas Nduka Eze menyambut gagasan Bramantyo dengan antusias. Ia menyebut Indomie sebagai 'magic food' di Nigeria, simbol betapa eratnya hubungan kedua bangsa, setidaknya di perut rakyat.

Ia juga memastikan proses visa ke Nigeria akan dipermudah, bahkan bisa selesai dalam sehari. Nigeria, katanya, siap membuka pintu untuk kolaborasi lebih luas, termasuk bidang pendidikan, kuliner, dan olahraga.

Di penghujung pertemuan, Bramantyo kembali menegaskan komitmennya ini bukan pertemuan seremonial.

"Kita ingin pulang membawa program nyata yang bisa dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia dan Nigeria," sebutnya.

Hari itu, diplomasi tak hanya sekadar basa-basi ruang sidang. Di tangan Bramantyo, kerja sama bilateral Indonesia–Nigeria menjelma menjadi visi strategis yang menyatukan cita-cita, dari ruang rapat hingga rumput hijau lapangan sepak bola.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved