Kapolri Cium Tangan Megawati saat Bertemu di Ultah Istri Hoegeng Pasca Curhat Sulit Bertemu

Kapolri lalu meraih tangan Megawati dan menciumnya. Ketum PDIP itu tampak didampingi putrinya yang sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani. 

Editor: Joseph Wesly
(Divisi Humas Polri)
CIUM TANGAN MEGAWATI- Kapolri Jenderal Listyo menyambut Megawati, Senin (23/6/2025) di acara ulang tahun Meriyati Roeslani, istri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso di Depok, Jawa Barat, Senin (23/6/2025). Pada momen itu Kapolri mencium tangan Megawati. (Divisi Humas Polri) 

Sehingga, hal seperti itu berpotensi merusak tatanan pemilihan pimpinan di Polri.

“Jangan dibilang saya provokator atau fitnah. Kayak Pak Sigit (Listyo Sigit) kalau supaya tahu berapa yang dilewati? Lima. Kalau enggak percaya tanya gitu aja, lima angkatan,” kata Megawati di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2024).

"Bayangkan, lah yang ini (lima) apa enggak mikir ya dalam batinnnya. Nah itu perikemanusiaan tahu adik-adik. Iya dong, itu keadilan. Bayangkan orang udah nunggu, nunggu, tahu-tahu ciung tek (yang diangkat angkatan bawahnya),” ujarnya lagi.

Namun, Presiden ke-5 RI ini mengatakan, Kapolri Listyo Sigit tidak perlu marah dengan perkataannya tersebut.

Sebaliknya, harus sadar karena yang dikatakannya adalah kebenaran. “Jangan ini loh Pak Sigit, itu kebenaran loh. Oh iya, abis saya mau ngomong sama dia enggak diterima-terima, ya ini aja sekarang aku ngomong. Sadar, jangan benci sama saya. Ini kebenaran, kamu seharusnya sebagai orang muda harusnya apa, harus mikir juga dong senior-senior kamu,” kata Megawati.

Dia pun meminta agar tatanan pengangkatan harus diikuti.

Meskipun, kenaikan pangkat memang harus mengikuti prestasi.

Hanya saja, menurut Megawati, dalam pelaksanannya tetap harus memperhatikan asas keadilan.

“Kan maunya saya, ya sudah ikuti dong, ikuti aturan. Jangan begitu (lompati angkatan), ini kan merusak peraturan tata, bayangkan dong. Terus sudah begitu, yang sudah belajarnya sama, aku kan tahu kayak di akademi kayak apa, itu. Kan setelah itu memang ada persaingan tapi kan persaingan itu seharusnya berkeadilan,” ujarnya.

“Siapa yang bagus ya perlu naik pangkat. Siapa yang enggak, ya udah memble diem tapi kan enggak begitu cara begini (lompat angkatan), inikan merusak tatanan loh. Saya sampai sini (mengelus dada) karena saya loh yang sampai saya bilang berulang kali, saya loh yang memisahkan Polri sama TNI,” kata Megawati lagi.

Sebelumnya, Megawati mengatakan, hingga saat ini Kapolri belum juga menerima permintaannya untuk bertemu tersebut.

“Saya sudah bilang mau ketemu Kapolri saja, sampe hari ini saja enggak diterima, ya biarin dah,” ujarnya.

Padahal, dia mengaku hanya ingin bertanya perihal status dirinya dan kader-kader PDI-P sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) sehingga seharusnya berhak mengikuti kontestasi politik di Tanah Air.

“Kali Kapolrinya juga rada-rada gemeter kali. Loh iya ngapain sih orang nerima saya aja. Saya enggak makan orang kok,” kata Megawati.

“Kan saya hanya mau, saya ingin tahu argumentasinya beliau bahwa kok, yang saya bilang saya warga negara sah, rakyat saya tentu juga sah, partai saya juga sah, KPU memberikan keputusan kita boleh ngikut pemilu, ya terang dong saya boleh nanya kenapa kok gua aja yang digubrek-gubrek, gitu loh,” ujarnya lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved