Kapal Tenggelam di Selat Bali
Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali yang Membawa 65 Penumpang
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025, saat mengangkut 65 orang dan 22 kendaraan dari Pelabuhan Ketapang.
TRIBUNTANGERANG.COM - KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025, saat mengangkut 65 orang dan 22 kendaraan dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.
Kapal milik operator swasta PT Raputra Jaya itu mengalami blackout sebelum akhirnya terbalik dan hanyut.
Hingga kini, proses evakuasi dan pencarian korban masih dilakukan oleh tim SAR gabungan yang mengerahkan sembilan kapal penyelamat.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin melaporkan bahwa kejadian tersebut pertama kali terpantau pada pukul 23.20 WIB.
Saat itu, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami gangguan dan menyampaikan permintaan bantuan melalui saluran komunikasi radio. Namun, kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB.
Tidak lama berselang, kapal tersebut terbalik dan hanyut ke arah selatan dengan posisi terakhir tercatat pada koordinat -08°09.371', 114°25.1569'.
Penanganan tanggap darurat dan proses evakuasi dipimpin langsung oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi dan Basarnas, serta didukung penuh oleh seluruh unsur terkait, termasuk ASDP.
Hingga saat ini, sembilan kapal SAR telah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.
Sembilan kapal itu meliputi dua kapal Basarnas, dua kapal KSOP, dua kapal milik PT Raputra Jaya, dua KRI TNI AL, dan satu kapal dari unsur Polairud.
Data awal menyebutkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta 22 unit kendaraan.
Saat ini, belum ada informasi resmi mengenai korban atau kondisi seluruh penumpang, mengingat operasi SAR masih berlangsung intensif di lokasi kejadian.
Namun diketahui, ada empat orang ditemui dalam kondisi selamat di Pesisir Cekik Bali. Identitas empat orang selamat itu diantaranya Saroji (47), Mansur (40), Romi Alga Hidayat, dan Sandi (44).
"ASDP menyampaikan empati yang mendalam atas musibah ini," kata Shelvy dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
Ia mengatakan, saat ini ASDP fokus mendukung proses evakuasi dan penyelamatan yang dilakukan oleh otoritas berwenang.
Selain itu, memastikan tidak ada gangguan layanan pada lintasan penyeberangan lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.