Ijazah Palsu
7 Fakta Klarifikasi Sofian Effendi soal Ijazah Jokowi: Tak Mau Dikonflikkan, Minta Video Ditarik
Sofian Effendi, akhirnya angkat bicara dan menarik pernyataannya terkait isu keaslian ijazah Joko Widodo yang sempat viral di media sosial.
TRIBUNTANGERANG.COM - Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002–2007 Prof. Dr. Sofian Effendi, akhirnya angkat bicara dan menarik pernyataannya terkait isu keaslian ijazah Joko Widodo yang sempat viral di media sosial.
Dalam klarifikasinya, Sofian menegaskan tidak pernah menyatakan bahwa ijazah Jokowi palsu dan menyatakan percaya penuh pada pernyataan resmi UGM yang menyebut ijazah tersebut asli.
Ia juga menyatakan keberatan karena videonya dipublikasikan tanpa izin, dan meminta agar polemik ini dihentikan demi ketenangan publik dan kampus.
Sebelum menarik pernyataanmya terkait ijazah Jokowi, Sofian Effendi memberikan keterangan soal ijazah Jokowi yang justru membuat polemik tersebut semakin panas.
Sofian bahkan secara tegas menyampaikan ragu jika Jokowi punya ijazah UGM, sebab nilai Jokowi di semester awal kuliah di Fakultas Kehutanan, bahkan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1.
Menurutnya, transkip nilai yang dipampang oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu adalah nilai saat Jokowi mengambil program Sarjana Muda.
Pernyataan itu disampaikan Prof Sofian dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025), Prof Sofian Effendi mengaku sudah mencari informasi dari rekan-rekannya pengampu di Fakultas Kehutanan.
Sayangnya pernyataan itu ditarik kembali oleh Sofian setelah ramai diperbincangkan, berikut beberapa fakta klarifikasi yang disampaikan oleh Sofian Effendi:
1. Percakapan Virtual Dipahami sebagai Diskusi Alumni, Bukan untuk Publik
Prof. Sofian mengaku dirinya dihubungi oleh sejumlah alumni UGM, termasuk Rismon Sianipar, untuk mengikuti sebuah telekonferensi secara daring.
Ia mengira pertemuan itu hanya diskusi terbatas di kalangan internal alumni, membahas soal kebebasan akademik di kampus.
“Saya tidak tahu kalau itu direkam, apalagi dipublikasikan. Mereka cuma bilang mau ngobrol dengan alumni dari Aceh, Kalimantan, dan lainnya,” terang Sofian.
Ia juga mengaku heran karena video itu justru diunggah ke YouTube dengan judul mencolok, seolah-olah dirinya membongkar fakta soal ijazah Presiden Joko Widodo.
“Saya kira itu pembicaraan orang dalam, bukan untuk disebarluaskan.”
2. Tidak Tahu Video Dibingkai untuk Isu Ijazah Palsu Jokowi
Sofian menjelaskan, ia sama sekali tidak mengetahui bahwa pembicaraannya akan dipakai sebagai narasi untuk membenarkan dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi.
Dalam pikirannya, topik itu tidak pernah secara eksplisit dibahas. Ia pun merasa terjebak oleh framing yang tidak ia pahami sebelumnya.
“Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan,” katanya.
Akibat dari kesalahpahaman ini, ia merasa perlu untuk meluruskan keadaan dan menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.
Baca juga: Prof Sofian Effendi Layangkan Surat Keberatan ke Rismon Sianipar Soal Video Rekaman Ijazah Jokowi
3. Klarifikasi: Tidak Pernah Mempertanyakan Keabsahan Ijazah Presiden Jokowi
Sofian menegaskan, ia tidak pernah menyatakan bahwa ijazah Presiden Jokowi palsu, apalagi mengomentari keabsahan dokumen akademik secara terbuka.
Menurutnya, UGM sudah mengeluarkan pernyataan resmi melalui Rektor saat ini, Prof. Dr. Ova Emilia, yang menyatakan bahwa ijazah tersebut asli dan terdokumentasi.
Sebagai akademisi, ia menghargai pernyataan resmi lembaga dan tidak punya kepentingan pribadi untuk membantah atau memperdebatkan hal itu.
“Saya percaya pada data resmi universitas. Tidak ada alasan untuk menyangsikan hal itu lagi.”
4. Tidak Ingin Dikonflikkan dengan Rektor UGM Sekarang
Dalam video tersebut, beberapa kalimatnya dianggap menyentil pimpinan UGM saat ini.
Namun Sofian menampik tudingan tersebut dan menyatakan bahwa dirinya tidak ingin dibenturkan dengan siapa pun, termasuk Prof. Ova Emilia selaku Rektor UGM saat ini.
Menurutnya, hubungan antara dirinya dengan civitas academica UGM baik-baik saja, dan ia sangat menghormati siapapun yang memimpin kampus kebanggaannya tersebut.
“Saya ini anggota keluarga besar UGM. Tidak baik kalau saya dibenturkan dengan Prof. Ova.”
Sebagai mantan rektor, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga marwah universitas, bukan justru memperkeruh suasana.
Baca juga: Sofian Effendi Tarik Pernyataan soal Ijazah Jokowi, UGM Beri Penegasan Tegas
5. Tak Ingin Berurusan dengan Polisi karena Usia Sudah 80 Tahun
Poin paling emosional dalam klarifikasi Sofian adalah soal alasan pribadinya tak ingin diperpanjang urusan ini ke jalur hukum.
Setelah video itu beredar, ia menerima informasi bahwa ada kelompok masyarakat yang ingin melaporkannya ke polisi, bahkan ke Bareskrim Polri.
Kabar itu ia ketahui dari mantan mahasiswanya yang mengirimkan tautan berita dari media online. Tekanan itu membuat dirinya dan keluarga merasa terganggu.
“Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini. Apalagi saya sudah berusia 80 tahun. Keluarga saya juga terganggu.”
Ia berharap agar niat pelaporan tersebut tidak dilanjutkan dan publik bisa memahami bahwa tidak ada unsur kesengajaan dari dirinya.
6. Minta Video Ditarik demi Ketentraman Kampus dan Publik
Sofian menyatakan akan mengirimkan surat keberatan secara resmi kepada pihak yang menyebarkan video tersebut, termasuk kepada Rismon Sianipar dan rekan-rekan alumni yang terlibat.
Ia meminta agar video ditarik dari publikasi karena berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat dan kampus.
Menurutnya, menjaga ketenangan publik jauh lebih penting ketimbang memelihara kegaduhan dari informasi yang tidak utuh dan menyesatkan.
“Saya berharap video itu ditarik saja.”
7. Keluarkan Surat Pernyataan Sikap, Tegaskan Percaya pada Pernyataan Resmi UGM
Sebagai bentuk tanggung jawab dan klarifikasi resmi, Prof. Sofian Effendi juga mengeluarkan surat pernyataan sikap yang ditandatangani dengan tinta biru.
Dalam surat itu, ia menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM tertanggal 11 Oktober 2022 tentang ijazah Jokowi sudah tepat dan sesuai dengan dokumen resmi.
Isi surat itu menegaskan bahwa dirinya tidak membantah keabsahan ijazah, dan tidak ada tekanan dalam penyusunan surat pernyataan tersebut.
“Saya menyatakan, pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas.”
Dengan surat ini, ia berharap tidak ada lagi spekulasi bahwa dirinya membela salah satu pihak dalam isu politik yang berkembang.
(Tribuntangerang.com/Wartakotalive.com)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
2 Saran Hamid Awaluddin untuk Presiden Prabowo Ditengah Polemik Ijazah Jokowi |
![]() |
---|
Abraham Samad Bakal Penuhi Panggilan Penyidik Polda Metro Jaya di Kasus Ijazah Jokowi |
![]() |
---|
Hamid Awaluddin Ungkap Sosok yang Bisa Akhiri Polemik Ijazah Jokowi: Bukan Roy Suryo atau Silfester |
![]() |
---|
Silfester Matutina Tuding Roy Suryo Cs Tak Layak Teliti Ijazah Joko Widodo, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Respons Jokowi Soal Disebut Namanya Diuntungkan Atas Kegaduhan Dugaan Ijazah Palsu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.