Gianluigi Donnarumma Pamit dari PSG setelah Diusir Sang Pelatih Gara-gara Kaki

Susah payah membantu PSG meraih Kuadrupel musim lalu bersama PSG, namun musim ini dia dipecat

Editor: Joseph Wesly
(Instagram)
DIPECAT PSG- Georginio Wijnaldum, Gianluigi Donaruma, Achraf Hakimi, Sergio Ramos dan Lionel Messi diperkenalkan sebagai pemain baru Paris Saint-Germain (PSG) sebelum laga melawan Strasbourg di Stadion Parc des Princes, Minggu (15/8/2021) dini hari WIB. Donnaruma resmi dipecat PSG Agustus 2025. (Instagram) 

TRIBUN TANGERANG.COM-  Nasib menyedihkan dialami oleh kiper Paris Saint-Germain, Gianluigi Donnarumma.

Susah payah membantu PSG meraih Kuadrupel musim lalu bersama PSG, namun musim ini dia dipecat.

Pemecatan dilakukan klubnya atas perintah sang pelatih, Luis Enrique.

Kuadrupel adalah istilah yang diberikan kepada klub sepak bola yang mampu memenangi empat trofi sekaligus dalam satu musim.

Biasanya klub tersebut menyampu bersih, trofi liga, piala lokal dan liga Champions.

Merespons pemecaran dirinya, Donnarumma, legowo.

Dia mengucapkan kata-kata perpisahan di akau instagramnya.

Pemecatan kepada sang kiper asal Italia itu dianggap keterlaluan.

Apalagi terungkap alasan kepada dirinya dipecat sang pelatih yang pernah membesut Messi di Barcelona tersebut.

Ternyata Gianluigi Donnarumma dipecat gegara kaki, maksudnya gimana?

Enrique Mau Kiper yang Membantu Serangan

Luis Enrique resmi memecat Gianluigi Donnarumma dari PSG.

Kiper timnas Italia itu dipexcat setelah merekrut kiper anyar Lucas Chevalier dari Lille.

Sang kiper pun langsung diproyeksikan sebagai pilihan utama di bawah mistar gawang.

Pria berpaspor Spanyol itu secara blak-blakan mengungkapkan alasannya mendepak pemain yang telah memperkuat Paris sejak 2021.

Simpel, eks pelatih Barcelona itu mau mengganti kiper hanya karena gaya bermain Donnarumma tidak cocok dengan karakter taktiknya.

Enrique ingin memiliki penjaga gawang dengan kedua kaki yang sama bagusnya.

Maksudnya, kiper yang dia inginkan harus punya kemampuan operan sangat baik dan aktif sebagai pembangun serangan pertama dari lini belakang.

"Tanpa diragukan lagi, Donnarumma adalah salah satu kiper terbaik di dunia," ucapnya dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset.

"Namun, inilah kehidupan para pemain sepak bola level tertinggi."

"Keputusan ini harus kita ambil bersama dan saya sepenuhnya bertanggung jawab."

"Hal ini sulit, terutama ketika kita berbicara tentang pemain level ini, tetapi jika mudah, siapa pun bisa melakukannya.

"Ini adalah pilihan yang sulit diterima di dunia sepak bola. Keputusan yang berkaitan dengan profil kiper yang dibutuhkan tim saya," tutur Enrique.

Dikritik Dino Zoff 

Tindakan Enrique pun mengundang perdebatan, khususnya dari negara asal Donnarumma, Italia.

Kiper legendaris Negeri Piza, Dino Zoff, termasuk kubu yang menganggap keputusan Enrique omong kosong.

Ia tidak memahami kritik yang menyebut Donnarumma jarang menggunakan kakinya selama pertandingan.

"Saya tidak berpikir demikian. Hal itu hanya alasan," ujar kiper timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 1982 kepada Tuttomercatoweb.

"Jika seorang kiper bermain bagus dengan kakinya, itu lebih baik. Tapi kita harus mulai dari dasar, yaitu menyelamatkan bola."

"Bagaimana saya menilai Donnarumma? Dari apa yang saya lihat, dia memenangkan Liga Champions dengan kontribusi yang signifikan," tambah sang legenda Juventus.

Head to Head Donnaruma dan Chevalier

Rapor dari pangkalan data FBRef mengungkapkan fakta yang sayangnya tidak mendukung Donnarumma dan memihak Chevalier.

Soal urusan keterlibatan dalam permainan, Chevalier memang lebih aktif menjadi pembangun serangan tim.

Ia melepaskan rata-rata 28,5 operan per pertandingan, sedangkan Donnarumma hanya 23,4 kali.

Catatan Gigio di bidang ini bahkan kalah dari kiper pelapisnya di Paris, Matfei Safonov (26,7).

Akurasi umpan jauh Chevalier juga lebih oke dengan tingkat ketepatan 38,9 persen, sedangkan Donnarumma 34,7 persen.

Lantas, bagaimana dengan perbandingan kemampuan dasar seorang kiper - seperti kata Zoff - yang diukur melalui penyelamatan?

Lagi-lagi Donnarumma harus mengakui koleganya karena Chevalier ternyata memang lebih bagus.

Dalam dua variabel penting, yakni persentase penyelamatan dan clean-sheet, kiper asal Prancis tersebut unggul dengan catatan 74,6 dan 32,4 persen.

Adapun Donnarumma membukukan 67,6 persen penyelamatan sukses dan hanya 16,7 persen dari aksinya menghasilkan clean-sheet.d

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved