TRIBUNTANGERANG.COM, TANGSEL - Satu unit rumah berukuran sekira 7 X 5 meter di Kampung Batas Indah, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ambruk usai hujan berintensitas sedang melanda kawasan sekitar.
Moko (44), sang pemilik rumah, mengaku insiden tersebut terjadi pada Kamis, 28 Oktober 2021.
Baca juga: Kota Tangerang Level 1 PPKM, Arief R Wismansyah Beberkan Indikator Keberhasilannya
"Waktu itu kejadian hari Kamis sebelum zuhur," kata ia saat ditemui di kediamannya, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangsel, Rabu (3/11/2021).
Moko bercerita sebelum ambruknya rumah, ia bersama seorang istri dan kedua anaknya telah terlebih dahulu berpindah tempat ke sebuah kontrakan yang tak jauh dari kediamannya tersebut.
Sebab, warga sekitar telah memberitahukan kondisi bangunan rumah yang mulai rapuh termakan usia kepada Moko.
Karenanya, warga meminta untuk Moko bersama keluarga untuk tidak mendiami bangunan tersebut.
Baca juga: Universitas Indonesia Terpilih Jadi Perguruan Tinggi No 1 Indonesia dan No 11 di Asia Tenggara
Saran dari warga pun diterima Moko bersama keluarganya yang memutuskan untuk berpindah tempat tinggal sementara waktu.
"Dulu ada genteng besar jatuh di plafon, terus pak RT bilang pindah dulu sementara, karena itu kita pindah," ungkapnya.
Tak lama berpindah rumah, ia bersama sang istri kembali ke kediamannya tersebut untuk mengemas sejumlah pakaian dan dipindahkannya ke rumah kontrakan yang disewanya.
Baca juga: Breaking News: Rachel Vennya dan 3 Kawannya Ditetapkan Tersangka Kasus Kabur dari Karantina
Belum rapih mengemas pakaiannya tersebut, tiba-tiba saja suara patahan kayu sangat kencang didengar oleh ia bersama sang istri dari atap kamar utama rumah.
Dengan terburu-terburu ia bersama sang istri pun berlari meninggalkan rumah.
Benar saja per sekian menit ia bersama sang istri keluar dari ruang tamu, atap dari kamar utama rumah ambruk dan menimpa sejumlah barang yang ada di bawahnya.
"Itu saya sedang mengambil baju di kamar, waktu itu kondisi sedang hujan yang enggak begitu deras. Saat ambil baju ke dalam ada bunyi grek, grek keras dari atap kaya patahan. Terus saya sama istri lari ke ruang tamu tiba-tiba saja rumah saya sudah roboh, baru menyusul yang lain karena pas roboh patah plafonnya," ungkapnya.
Baca juga: Menurut Sang Bunda, Hanna Kirana Tangannya Membiru, Gemetaran, dan Sesak Nafas Sebelum Meninggal
Lantas seisi rumah pun penuh dengan material atap rumah yang hancur dan menimpa sejumlah perabotan rumah tangga.
Beruntung, tak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat insiden ambruknya atap rumah tersebut.
"Alhamdulillah tidak ada korban karena sempat lari," jelasnya.
Seberjalannya waktu, warga pun mulai membantu Moko untuk merapihkan material bangunan rumah yang masih dapat digunakan.
Serta warga sekitar berinisiatif melangsungkan renovasi kediaman Moko bersama keluarga tersebut.
"Sama swadaya masyarakat dibantu," pungkasnya.