TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Sebuah gubuk kecil berdiri tegak di antara tetumpukan sampah.
Tiangnya terbuat dari kayu, sementara dindingnya dan atapnya terbuat dari bekas tenda bahkan triplek bekas.
Di dalamnya, tergantung berbagai jenis minuman kopi sachet, dan di atas meja terdapat termos teh, beberapa cangkir di dalam rak piring kecil, serta beberapa kursi bekas yang sudah rusak.
Inilah tempat Nopen berjualan di puncak tumpukan sampah TPA Rawa Kucing Tangerangnyang bisa diakses dari pintu 2.
Pelanggannya pun merupakan para pemulung yang setia mengais apa saja yang bisa dijadikan uang, misalnya botol plastik, besi, dan lain-lain yang diturunkan dari truk sampah.
Ratusan bahkan ribuan lalat yang beterbangan pun bak pemandangan yang sudah biasa.
Sesuai dengan namanya, tempat pembuangan akhir sampah dari Kota Tangerang, pemandangan, aroma bau bukanlah hal yang membuat jijik bagi mereka yang mengais rejeki disana termasuk Nopen.
"Saya tiga tahunanlah sudah jualan disini. Kopi, es, mie, gorengan, rokok, kadang nasi juga," ujar pria berusia 47 tahun ini saat ditemui di TPA Rawa Kucing, Senin (3/12/2021).
Terkadang, jika istrinya yang menjaga warung, dirinya akan bergabung dengan pemulung lainnya mencari barang bekas.
Nopen sendiri tinggal tak jauh dari TPA Rawa Kucing.
Dengan berjualan di TPA, dirinya bisa mendapat Rp 200.000, hingga Rp 700.000.
"Terkadang mereka ngutang, khususnya rokok. Kalau dihitung, yang ngutang rokok saja Rp 1.000.000. Tapi namanya saya kasihan. Kalau mereka ada uang baru bayar," tambahnya.
Berjualan di atas tumpukan sampah, biasanya Nopen membawa enam hingga tujuh galon air dari luar.
Semuanya dipakai untuk memasak termasuk mencuci piring dan cangkir nantinya.
Nopen sendiri menjelaskan, meski aroma sampah menyengat, namun ia dan pekerja yang ada di TPA tak pernah mendapatkan sakit parah.
Bahkan tak ada rasa jijik dan sebagainya.
Sebelumnya, Nopen merupakan pemulung di TPA Rawa Kucing sejak tahun 1992.
Berkat dari hasil memulung, ayah dari enam anak ini bahkan berhasil mendirikan rumah bertingkat dua.
Kemudian, tiga tahun lalu, dirinya pun mulai berjualan kopi dan makanan ringan di TPA Rawa Kucing. (m21)