Berita Nasional

PENELITI Unpad Temukan Konsentrasi Gas Radon Pendeteksi Gempa di Sesar Lembang, Bahayakah?

Penulis: Rafzanjani Simanjorang
Editor: Hertanto Soebijoto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Ir Iyan Haryanto, MT (kiri), bersama dengan Dani Ramdan (tengah) saat memaparkan penelitian terbaru dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran terkait di bagian selatan sesar Lembang terdapat konsentrasi gas radon yang tinggi, sementara di bagian utara relatif rendah.

TRIBUNTANGERANG.COM, BANDUNG -- Konsentrasi gas radon terdapat dalam tanah di sepanjang jalur sesar Lembang.

Hasil ini diperoleh dari penelitian terbaru dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran yang dilakukan oleh Dr Ir Iyan Haryanto, MT.

Iyan menjelaskan, di bagian selatan sesar Lembang terdapat konsentrasi gas radon yang tinggi, sementara di bagian utara relatif rendah.

"Jadi saya percaya sesar lembang itu ada. Dan Mekanismenya, menurut hasil penelitian sementara adalah sesar normal, membatasi blok utara dan selatan. Kalau penelitian sebelumnya itu dinyatakan sesar mendatar, seharusnya gas radon di utara dan selatan sama," ujar Iyan kepada Warta Kota di Tahura, Jawa Barat, Kamis (10/3/2022) kemarin.

Iyan melanjutkan, data lapangan, sementara ini sesar Lembang disebut membentang dari wilayah timur, Padalarang sampai ke Ujung Berung, dengan panjang 22 hingga 23 km.

Namun, dirinya melihat fenomena lain.

Baca juga: Polda Banten Pastikan Gempa Bumi di Bayah Lebak Tidak Timbulkan Korban Jiwa

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik, Sesaat Sebelum Gempa Mengguncang Bayah, Banten

"Di sebelah timurnya, dilihat dari pola pengaliran sungai, itu masih menerus sampai ke utaranya Gunung Manglayang. Di sana bukti-bukti sesar normal," katanya.

Menurutnya, sesar Lembang mencapai 30 kilometer.

Selain itu, ia juga menemukan banyak retakan di daratan sesar Lembang, namun tidak berhubungan dengan sesar Lembang.

Adapun gas radon pernah disebut sebagai pendeteksi gempa. Hal ini diperoleh dari pengalaman gempa Kobe, Jepang.

Gas radon sendiri merupakan gas radioaktif yang keluar dari tanah. Jika volumenya besar, gas radon berdampak negatif untuk paru-paru.

Baca juga: Gempa di Bayah Banten, Guncangan Terasa di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan

Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan turut merespon hasil riset dari FTG Unpad.

"Gas radon menunjukkan adanya retakan. Dari hasil penelitian tersebut ternyata konsentrasi gas radon ke selatan ke arah Bandung. Padahal Lembang itu datar ya, timur ke barat, ke selatan itu ke Bandung, ke utara itu ke arah Lembang, Ciater. Di sana kecil. Di selatan yang banyak, seharusnya sama. Ini berarti beliau menemukan ada sesar-sesar lain, dalam hal ini sesar Cikapundung," ujar Dani.

Dani menjelaskan, pihaknya akan memperbaharui rencana mitigasi bencana dengan adanya riset baru tersebut.

Hal itu untuk meminimalkan dampak jika terjadi bencana nantinya. Apalagi ada sesar lain selain sesar Lembang.

Baca juga: Breaking News: Gempa Bumi Kembali Mengguncang Banten dan Sekitarnya, Tidak Potensi Tsunami

"Tentunya kami juga akan memperluas area rencana kontijensi kami. Tidak hanya sampai Ciberung melainkan sampai ke daerah Sumedang. Ternyata di sana ditemukan terusan sesar itu," katanya.

Dani melanjutkan, riset yang dilakukan oleh Unpad juga menghasilkan temuan yang meringankan, yaitu dampak sesar Lembang hanyalah 1 kilometer.

Hanya saja kewaspadaan akan tetap ada, mengingat temuan sesar lain di kisaran sesar Lembang. (raf)