TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Ratusan sopir bus antar kota antar Provinsi (AKAP) Terminal Kalideres, Jakarta Barat bakal menjalani tes urine saat H-7 lebaran pada Minggu (25/4/2022) sampai (10/5/2022) mendatang.
Hal ini guna mencegah adanya sopir yang mengendarai bus ugal-ugalan karena konsumsi narkoba berbagai jenis.
Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen, aturan itu sudah berlaku sebelum adanya pandemi Covid-19.
"Tes urine kami lakukan di masa penumpang mudik sedang meningkat," ujarnya saat dihubungi Selasa (5/4/2022).
Jika dalam tes urine ini sopir bus dinyatakan positif menggunakan narkoba, maka ia melarang untuk membawa armada.
Baca juga: Lakukan Tes Urine, Coki Pardede Dinyatakan Positif Amfetamin, Sabu dan Alat Hisap Diamankan
Sehingga penumpang yang berangkat ke kota tujuan bisa dalam keadaan selamat dan tidak was-was selama dalam perjalanan.
Dalam kegiatan tes urine ini ia bakal menggandeng aparat kepolisian dan Sudin Kesehatan Jakarta Barat.
"Diperkirakan bisa 150 bus yang berangkat dalam satu hari, kami lakukan tes urine semuanya," ucap Revi.
Untuk diketahui, terminal Kalideres, Jakarta Barat sudah siap menghadapi lonjakan penumpang mudik lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
Karena saat ini pemerintah sudah perbolehkan masyarakat untuk mudik lebaran setelah aturan pembatasan kegiatan dicabut beberapa waktu lalu.
Namun demikian, masyarakat tetap diminta untuk mematuhi protokol kesehatan supaya tidak ada lonjakan Covid-19 paska lebaran.
Baca juga: Sopir Bus Terminal Poris Plawad Prediksi Penumpang di Ramadan Bakal Membludak
Kenaikan Harga Saat H-7 dan H+7 Lebaran
Seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, jelang mudik lebaran Idul Fitri 2022, tiket bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat bakal mengalami kenaikan harga.
Namun demikian, kenaikan harga tiket bus itu tergantung aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.
Revi Zulkarnaen mengatakan, harga tiket boleh dinaikain sesuai surat edaran dari Kemenhub.
"Tapi untuk yang non ekonomi itu diserahkan kepada PO tapi dengan syarat harus menampilkan harga tiket di loket pembelian tiket," katanya.
Baca juga: Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta Dibuka untuk Penerbangan Domestik
Hal ini agar tidak ada penumpang bus yang teriak soal harga tiket di atas harga wajar karena terlalu mahal.
Ia pun ingin tetap menjaga agar penumpang di sana tetap ramai dengan harga yang terjangkau.
"Memang aturannya bus ekonomi diserahkan ke pemerintah tapi kalo bus non ekonomi diserahkan ke PO bus," tegasnya.
Revi mengaku tidak mengetahui secara pasti besaran harga yang naik karena semua tergantung dari PO bus sesuai jurusannya.
PO ini menaikan harga supaya tidak kekurangan armada selama mudik lebaran karena jam operasionalnya bisa dua kali lipat.
Baca juga: Terminal Sepi, Pusat Perbelanjaan Blok M Mall ikutan Mati dari Kejayaan
"Yang dimaksud tuslah itu untuk menutupi biaya operasional perushaan itu supaya dia bisa kembali dan tidak kekurangan armada," jelas Revi.
Menurutnya, aturan kenaikan harga ini baru akan dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan saat H-7 lebaran dan H+7 lebaran.
Sehingga untuk puasa di hari ketiga ini pemudik ke berbagai kota masih sepi dan belum ada lonjakan yang signifikan.
"Karena biasanya puasa pertama sepi karena masih fokus ibadah puasa. Nanti pertengahan baru mulai ramai," ujar Kepala Terminal. (m26)