Banjir di Kreo Sudah Surut, Warga Sebut Banjir pada Rabu Malam yang Terparah

Penulis: Nuri Yatul Hikmah
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Genangan air sisa masih tersebar di Jalan Hos Cokroaminoto, di perbatasan Kota Tangerang Kota dan Jakarta Selatan, pada Kamis (5/1/2023) siang.

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Banjir setinggi 80 cm di Jalan Hos Cokroaminoto, di perbatasan Kota Tangerang Kota dan Jakarta Selatan, pada Rabu (4/1/2023) malam, berangsur-angsur surut.

Pantauan TribunTangerang.com di lokasi pada Kamis (5/1/2023) siang, tersisa genangan air warna cokelat di beberapa lokasi.

Beberapa bahu jalan dalam kondisi becek.

Sementara di beberapa titik ada sebaran kerikil di badan jalan.

Sampah-sampah plastik dan kertas bertebaran di banyak lokasi. Sampah-sampah tersebut terbawa banjir namun akhirnya tertinggal di tanah ketika air sudah surut.

Sukiman (54), pedagang yang membuka usaha di wilayah tersebut mengatakan, banjir yang menerjang kawasan Kreo, Kecamatan Larangan, pada Rabu malam adalah banjir terparah.

Pasalnya, banjir tersebut hampir setinggi dengkul orang dewasa.

Banjir tersebut juga menimbulkan genangan setinggi sekitar 1 meter pada bengkel di dekat tempat usaha Sukiman.

Genangan tersebut merendam beberapa kendaraan di bengkel itu.

"Biasanya itu cuma kayak air lewat aja, tapi semalam itu sampai segini (hampir capai lutut)," ujar Sukiman saat ditemui di sekitar lokasi banjir, Kamis (5/1/2023).

Pria yang sudah 21 tahun berdagang di Kreo, di perbatasan Kota Tangerang-Jakarta ini mengatakan, banjir terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan sejak pukul 13.30 WIB.

Sukiman menambahkan, banjir juga dipicu karena pembangunan saluran air yang belum selesai.

Padahal, sebelum ada pembangunan tersebut, area sekitar tempat jualannya itu tak pernah dilanda banjir tinggi.

"Antara got sama jalanan, tinggian gotnya, jadi mau enggak mau, air meluap ke jalanan," ungkap Sukiman.

Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Arya (45) mengaku kerap melintasi daerah tersebut.

Namun, kini ia menyaksikan penampakan jalan yang berbeda dari biasanya.

Menurutnya, ada pembangunan jalan yang belum selesai dikerjakan.

"Banjirnya enggak tinggi, enggak rendah, mengikuti jalan aspal yang ada. Ini jalanan dibangun, musim hujan ancur lagi, mangkanya banyak yang enggak rata," kata Arya. (M40)