Kecelakaan Lalu Lintas

Kasus Kecelakaan Maut Sepeda Motor Hantam Bus Tayo di Kota Tangerang Berakhir Damai

Penulis: Gilbert Sem Sandro
Editor: Ign Agung Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegawai Bagian Operasional PT Tiara Perkasa Mobil selaku Operator Bus Tayo, Hadi Yulianto, saat Menjalani Mediasi dengan keluarga korban di Mapolrestro Tangerang Kota, Kamis (12/1/2023).

TRIBUNTANGERANG.COM, KOTA TANGERANG -  Kasus kecelakaan maut sepeda motor menghantam Bus Tayo yang menewaskan sang pengendara roda dua, Tunut Darwanto, berakhir damai.

Tabrakan antara sepeda motor dan bus tayo terjadi di Jalan Raya Bayur, Kota Tangerang, Senin (9/1/2023).

Dalam musibah ini, seorang pengemudi motor bernama Tunut Darwanto tewas di tempat kejadian perkara (TKP).

 

 

Persetujuan damai tersebut diputuskan dari mediasi Satlantas Polres Metro Tangerang Kota yang mempertemukan keluarga korban dengan PT Tiara Perkasa Mobil selaku operator Bus Tayo.

Dalam mediasi yang didampingi Kanit Laka Lantas Polrestro Tangerang Kota, AKP Badruzzaman itu, ahli waris Tunut Darwanto setuju untuk menerima uang ganti rugi dan santunan senilai Rp 20,5 juta. 

Uang damai tersebut merupakan gabungan antara PT Tiara Perkasa Mobil selaku operator Bus Tayo, PT Tangerang Nusantara Global selaku pengelola Bus Tayo, dan Dinas Perhubungan Kota Tangerang.

Hal tersebut disampaikan oleh Pegawai Bagian Operasional PT Tiara Perkasa Mobil, Hadi Yulianto.

"Jadi dari kami kepada ahli waris korban itu memberikan bantuan sebesar Rp 13 juta yang terdiri dari uang santunan sebesar Rp 5 juta dan ganti rugi kerusakan motor sebesar Rp 8 juta," ujar Hadi Yulianto, Kamis (12/1/2023).

"Sementara Rp 7,5 juta lainnya merupakan uang santunan gabungan antara PT TNG dan Dishub Kota Tangerang," sambungnya.

Sementara untuk sang supir yang mengemudikan bus Tayo, disebutnya sempat berhenti bekerja setelah kejadian.

Hal itu dilakukan untuk memberi ruang kepada supir akan peristiwa mengejutkan yang dialaminya itu.

"Untuk supir Bus Tayo sendiri sudah kembali bekerja, karena ini adalah musibah, tidak ada sanksi, karena buka kesalahan yang bersangkutan," kata Hadi Yulianto.

Lebih lanjut AKP Badruzzaman menambahkan, pihak keluarga korban menerima kesepakatan musyawarah tersebut dan telah mengikhlaskan peristiwa naas yang menimpa ayahnya itu.

Pasalnya,  saat kejadian korban tengah mengidap penyakit sehingga kehilangan konsentrasi saat berkendara. 

"Hari ini pihak armada Bus Tayo dan ahli waris korban sudah berkumpul  dan kemarin juga sudah mendatangi keluarga almarhum dan telah membuat suatu kesepakatan," tambahnya.

Menurut Badruzzaman, pihaknya akan segera memproses kasus tersebut agar dapat diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

"Alhamdulillah untuk perdamaian sudah selesai, nanti kita lengkapi persyaratan berkas untuk SP3-nya," terangnya.

Ia memastikan, penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut akibat korban kehilangan konsentrasi saat berkendara.

 

Baca juga: Video Syur Mirip Dirinya Beredar, Rezky Aditya Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

 

Baca juga: ART di Cempaka Putih Aborsi Kandungannya, Bayinya Masih Bernyawa Disiram hingga Tewas

 

Sebab, saat kejadian korban hendak menjalani pengobatan dari penyakit yang dialaminya, yakni saraf kejepit. 

Saraf terjepit atau HNP (Hernia Nucleus Pulposus) adalah kondisi ketika bantalan antar-tulang belakang, yang lembut dan seperti agar-agar, menonjol dan menekan saraf di sekitarnya, menimbulkan rasa nyeri.

"Berdasarkan informasi dari keluarga, korban itu memiliki riwayat sakit saraf kejepit yang sudah berobat ke dokter (sejak lama)," tuturnya.

Menurutnya, sebelum peristiwa naas itu terjadi, korban tengah dalam perjalanan pulang dari tempatnya bekerja.

Korban yang tengah bekerja saat itu, meminta izin pulang lebih dahulu untuk menjalani pengobatan.

Namun belum sampai tujuan, sakit yang diderita tersebut diduga kambuh dan membuat korban kehilangan konsentrasi dalam berkendara.

"Jadi sebelum kejadian, almarhum sudah izin pulang lebih dahulu sama personalia di tempatnya bekerja untuk berobat, mungkin dalam perjalanan pulang itu, riwayat sakitnya kambuh, sehingga berkendaranya kehilangan konsentrasi," ucapnya.

"Karena merasa sakitnya kambuh, kami menduga korban nge-blank (hilang fokus) dan akhirnya terjadi kecelakaan itu," jelas AKP Badruzzaman. (m28)