TRIBUNTANGERANG.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan, ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta sudah punya solusi untuk warga yang tinggal di zona berbahaya.
Adapun zona berbahaya yang dimaksud adalah warga Tanah Merah dekat Depo Pertamina Plumpang.
Akan tetapi, solusi yang sudah disiapkannya belum dieksekusi, baik saat periode Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta maupun Anies Baswedan.
Baca juga: Jokowi Sampaikan Duka saat Menyapa Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang di Tenda Pengungsian
Karena itu, ia meminta, PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk memberikan solusi dalam waktu dua hari.
Adapun solusi itu terkait relokasi warga atau Depo Pertamina Plumpang yang harus diputuskan dalam waktu cepat yakni dua hari.
Ia menegaskan bahwa zona di objek vital nasional merupakan kawasan perairan.
"Harus melindungi dari objek vital yang kita miliki karena barang-barang yang didalmnya ini berbahaya ketika berdekatan dengan masyarakat apalagi berdekatan dengan penduduk," tegasnya.
Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengatakan bahwa terkait zona di kawasan Depo Pertamina Plumpang memang telah dicarikan solusi yaitu pembuatan sungai.
Namun, dirinya mengakui solusi itu belum terealisasi.
"Memang belum sampai ke titik mencarikan solusi bagi penduduk yang ada di situ. Tanah Merah ini kan padat dan penuh. Saya kira semuanya dicarikan solusi," katanya.
Menurutnya, wilayah pemukiman yang dilanda kebakaran merupakan zona berbahaya untuk ditinggali. Sebab, berdekatan dengan Depo Pertamina.
“Karena ini memang zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya. Bisa saja Plumpang nya digeser ke reklamasi atau penduduknya yang digeser direlokasi,” katanya.
Tidak hanya di Plumpang, zona zona berbahaya di daerah lain juga tidak boleh menjadi pemukiman penduduk.
Oleh karena itu, Presiden memerintahkan semua zona berbahaya yang berkaitan dengan objek vital negara akan diaudit.
“Saya kira nanti akan diputuskan oleh Pertamina dan Gubernur DKI. Tapi semuanya memang harus zona-zona berbahaya ini tidak hanya di sini saja, harus diaudit, harus dievaluasi semuanya karena menyangkut nyawa. Tadi saya sudah perintahkan semuanya mengenai ini,” ujarnya.
Presiden Menyapa Pengungsi
Presiden Joko Widodo meninjau langsung posko pengungsian korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Minggu (5/3/2023).
Presiden Jokowi datang bersama Ibu Iriana Joko Widodo, istrinya. Mereka langsung berbincang bersama warga di posko pengungsian di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Rawa Badak Selatan, Jakarta.
Jokowi dan Ibu Iriana juga berdialog dan membagikan makanan kepada para pengungsi yang ada di tenda.
Dalam keterangannya usai peninjauan, Jokowi menyampaikan ucapan belasungkawa kepada para korban.
Jokowi berharap para korban dapat sabar dan tabah dalam menghadapi musibah ini.
"Saya ingin menyampaikan ucapan belasungkawa kepada para korban atas kejadian di Plumpang ini," ujar Presiden.
Sedangkan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, saat ini ada 17 korban jiwa akibat kebakaran itu.
Dan, ada 49 orang mengalami luka berat, 2 orang mengalami luka sedang dan 18 orang belum diketahui kebaradaannya.
Lalu masih ada 1.085 jiwa mengungsi di sejumlah lokasi yang disediakan pemerintah.
"Pengungsian ini 1.085 jiwa pengungsi yang terdata, itu tersebar di seluruh tempat pengungsian. Memang tempatnya kan tidak bisa terpusat jadi satu. Jadi ada yang di Kantor PMI, ada yang di Masjid As-Sholihin, ada di kantor kelurahan, ada di Rawa Badak Selatan, ada di Gedung Golkar Walang, ada di kantor Kementrans dan energi, ada di Masjid Al Muhajirin, ada di Pulomas, dan tentu juga ada di tenda-tenda yang dibangun di tempat ini," ujar Suharyanto.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, Menteri BUMN Erick Thohir.
Kemudian, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
Seperti diketahui, Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara kebakaran pada Jumat (3/3/2023) malam.
Dari informasi yang diterima pemadam kebakaran, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.16 WIB.
Adapun objek yang terbakar berawal dari pipa bensin pertamina yang diduga akibat sambaran petir.
Baca juga: Dulu Dinobatkan Terminal BBM Terbaik Dunia dan Terpenting di Indonesia Kini Depo Plumpang Terbakar
Penjelasan Kapolri
Kebakaran hebat Depo Pertamina Plumbang, Jumat (3/5/2023) malam mengakibatkan belasan orang meninggal dunia.
Data terbaru yang dihimpu TribunTangerang.com ada 19 orang meninggal dunia.
Belasan korban meninggal dunia ini berada di RS Polri Kramat Jati. Dan, nama-namanya sudah berhasil diindentifikasi.
Sedangkan korban luka mencapai puluhan orang yang dirawat diberbagai rumah sakit.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim gabungan masih melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara.
"Tim sedang bekerja. Untuk mendalami, kita akan menanyakan kepada saksi-saksi yang diperlukan. Apakah itu dari masyarakat, depo, atau dari ahli," ujarnya ketika meninjau di posko pengungsian, Sabtu (4/3/2023).
Buntut dari insiden ini, ada 19 orang meninggal dunia.
"Jadi korban yang meninggal itu semalam 15, lalu bertambah jadi 17. Lalu jenazah yang ditemukan hari ini (dua orang), jumlahnya 19," ujar Penganggung Jawab Piket Koramil 01 Koja, Serda Warno.
Sejarah Depo Pertamina Plumpang
Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara terbakar, Jumat (3/5/2023) malam.
Akibatnya, 19 orang dikabarkan tewas dalam musibah kebakaran itu.
Jauh sebelum Depo Pertamina Plumpang terbakar pernah dinobatkan sebagai terminal BBM terbaik di dunia.
Dikutip dari laman Pertamina, Depo Pertamina Plumpang pertama kali beroperasi pada 1974.
Depo Pertamina Plumpamg menyandang status sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia karena suplai 20 persen kebutuhan harian di Indonesia.
Bahkan, disebut sebagai menyuplai 25 persen total kebutuhan SPBU Pertamina di Indonesia.
Selain itu, penyaluran suplai BBM yang dapat dilakukan Depo Pertamina Plumpang adalah 16.504 kiloliter per hari dengan wilayah distribusi utama Jabodetabek.
Adapun Depo Plumpang ini memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter.
Dan menyalurkan produk BBM yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia dengan kompartemen 249 unit mobil tangki.
Tidak hanya itu, Depo Pertamina Plumpang pernah harumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Pada gelaran Global Tank Storage Award 2018, Depo Pertamina Plumpang raih peringkat kedua sebagai terminal BBM terifisien ke-2.
Adapun yang pertama Saudi Aramco Terminals.
Sebagai informasi, ajang Global Tank Storage Awards adalah ajang prestisius di industri penyimpanan yang diadakan oleh majalah Tank Storage di Rotterdam, Belanda.
Secara teknis, efisiensi Depo Pertamina Plumpang turut didukung oleh pengadopsian teknologi New Gantry System yang diperbarui.
Pengadopsian ini memiliki beberapa keunggulan seperti pengisian BBM lebih cepat, adanya bangsal pengisian yang kompak untuk pengisian mobil tangki penyalur, peningkatan keamanan saat proses pengisian BBM.
Dan, menghilangkan kesalahan pencatatn akibat human error operator, memiliki sistem perpipaan overhead sehingga mudah dalam pemeliharaan, dan adanya sistem monitoring untuk menghindari kegagalan operasi.
Dibalik prestasi yang diperoleh, insiden kebakaran juga pernah terjadi di Depo Plumpang pada 14 tahun silam atau tepatnya 18 Januari 2009.
Dikutip dari Kompas TV, Kabareskrim saat itu, Susno Duadji mengungkapkan penyebab kebakaran lantaran gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM.
Alhasil, percikan api dari gesekan itu menyambar BBM sehingga menyulut kebakaran hebat.
Bahkan, insiden ini sampai membuat Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla angkat bicara dengan mengingatkan Pertamina agar meningkatkan standar keamanan.
"Sekiranya aparat pemadam kebakaran tidak baik menjalankan tugasnya, ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu untuk memadamkannya," ujar Jusuf Kalla.
Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
(*)