Hari Kesaktian Pancasila

Kesaksian Ishak Bahar, Prajuri Cakrabirawa yang Melihat Jasad Jendral di Lubang Buaya

Editor: Joko Supriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengakuan Ishak Bahar Eks Cakrabirawa G30S

Tiga dari keenam perwira yang dibawa sudah dalam keadaan meninggal, yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen M.T. Haryono, dan Brigjen DI Panjaitan. Sisanya dibawa dalam keadaan masih hidup.

Kemudian, para perwira yang diculik itu dibawa ke Lubang Buaya.

Betapa terkejutnya Ishak setelah ia melihat sejumlah jasad diturunkan dari truk yang membawa ketujuh perwira itu.

Lalu, sejumlah pasukan Cakrabirawa menurunkan seorang pemuda berwajah tegang.

Ia adalah Sukitman, polisi yang ikut diangkut bersamaan dengan penculikan para perwira.

Mengapa Sukitman ditangkap oleh pasukan Cakrabirawa?

Nama Sukitman tidak pernah ada dalam daftar nama-nama perwira yang akan diculik oleh pasukan Cakrabirawa.

Namun sialnya, Sukitman ikut ditangkap padahal ia hanya seorang polisi biasa.

Pada malam itu, Sukitman kebetulan sedang melintas di depan rumah Mayjen DI Panjaitan, salah satu target utama penjemputan Cakrabirawa.

Sukitman yang tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi pun tiba-tiba ikut diangkut ke dalam truk menuju ke Lubang Buaya.

Sesampainya di Lubang Buaya, Sukitman diserahkan kepada Ishak Bahar dan diminta untuk mengeksekusi sang polisi.

Akan tetapi, setelah mendengar ceritanya, Ishak Bahar pun merasa kasihan, karena Sukitman tidak tahu apa yang terjadi.

Alhasil, Sukitman tidak menuruti arahan itu. Ketika para pasukan Cakrabirawa sedang sibuk mengurusi jenazah para perwira, Ishak melepaskan Sukitman.

Ishak menyembunyikan Sukitman di dalam mobil jipnya. Pada akhirnya, Sukitman pun berhasil selamat dari maut.

Meskipun Ishak tidak terlibat dalam proses penculikan dan pembunuhan para perwira TNI AD, ia tetap ditahan tanpa proses peradilan.

Halaman
123