TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Sebanyak 4.208 balita di Kota Tangerang tergolong stunting, berdasarkan data di awal 2023.
Angka stunting tersebut terdiri atas 3.129 balita kategori pendek dan 1.079 balita kategori sangat pendek.
Sedangkan keseluruhan balita di Kota Tangerang ada sebanyak 90.223 jiwa dan prevelansi stunting di Kota Tangerang tercatat di angka 11,8 persen.
Data kasus stunting di Kota Tangerang ini dikutip dari Satu Data Indonesia pada website data.go.id.
Pada sisi lain, di antara kota dan kabupaten di Provinsi Banten, Kota Tangerang tergolong aman dari segi prevalensi stunting berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO).
Status yang sama disandang Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon.
Hal itu dipaparkan Ketua Satgas Stunting Provinsi Banten, Ricky Febrianto dalam kegiatan penguatan program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting BKKBN Banten bersama jurnalis di Banten di Kota Serang, Rabu (20/12/2023) malam.
"Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Cilegon memenuhi kriteria aman" ujarnya.
Ricky menerangkan, indikator penilaian itu berdasarkan persentase anak stunting. Pada tiga wilayah tersebut, prevelansi stuntingnya di bawah angka 20 persen.
"Jadi WHO menetapkan, jika di suatu wilayah ada anak stunting jumlahnya di atas 20 persen, maka dianggap sebagai daerah yang kritis atau rawan akan bahaya stunting," katanya.
"Pak Presiden telah menargetkan prevalensi stunting bukan di bawah 20 persen melainkan 14 persen," sambungnya.
Prevalensi stunting 20 persen, sama artinya dengan 20 dari setiap 100 balita mengalami stunting.
Dengan kata lain satu dari 5 balita mengalami stunting yang kemudian dianggap kritis.
"Makanya harapan kita, daerah-daerah yang belum di bawah 20 persen itu segera (menurunkan angka stunting,-red), karena penetapan WHO nya itu 20 persen," kata Ricky Febrianto dikutip dariĀ TribunBanten.com.
Sebagai informasi, Provinsi Banten merupakan salah satu lokus prioritas percepatan penurunan stunting.