TRIBUNTANGERANG.COM - Polda Jawa Barat menetapkan Sadira, Sopir bus Trans Putera Fajar yang terlibat kecelakaan di Subang, Jawa Barat sebagai tersangka.
Berdasarkan pemeriksaan polisi Sadira mengetahui kondisi bus yang tak laik jalan namun tetap dipaksakan jalan sehingga mengakibatkan kecelakaan hingga menyebabkan 11 orang tewas.
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo mengungkapkan dalam kasus ini pihaknya juga telah memeriksa 13 orang saksi termasuk diantaranya 2 saksi ahli.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," ujar Kombes Pol Wibowo.
Baca juga: Mobil Rusak Dipaksa Jalan, Sopir Bus Putera Fajar Resmi Jadi Tersangka
Kombes Pol Wibowo mengungkapkan jika Sadira terbukti lalai, sebab berdasarkan pemeriksaan dirinya tahu jika bus tersebut tak laik jalan.
"Sadira terbukti lalai, sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksakan jalan, hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan," ujarnya.
Akibat kelalaiannya itu, Sadira ditetapkan tersangka atas kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok. Sadira juga terancam hukuman 12 tahun penjara.
"Akibat kelalaian tersebut, Sadira sopir bus maut terancam Pasal 411 ayat 5 Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang lalulintas dan angkutan jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 penjara dan denda Rp .24 Juta," ucapnya.
Netizen Minta Pemilik Po Bus Diperiksa
Penetapan Sadira, sopir bus Pariwisata Trans Putera Fajar sebagai tersangka atas kecelakaan di Subang, Jawa Barat ternyata menjadi sorotan netizen di media sosial.
Beragam komentar pun dicurahkan terkait penetapan Sadira sebagai tersangka.
Bukan membela banyak netizen yang menyanyangkan jika pemilik PO Bus tak ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: 4 Faktor Utama Penyebab Kecelakaan Bus Trans Putera Fajar Saat Bawa Rombongan SMK Lingga Kencana
Sebab, kondisi bus tak laik jalan tentunya ada peran dari pemilik Po Bus itu sendiri.
"Orang kecil seringkali menanggung beban yang besar tanpa memiliki banyak pilihan," tulis netizen di media sosial.
"Selalu jadi kambing hitam sopir bus yang sabar pak, Pemilik bus harus bertanggung jawab itu dia melakukan penipuan, Bus Tahun 2006 di permak supaya terlihat baru," tulis netizen.
"Emg kalo mobil rem blong itu si supir sengaja ngeblong rem nya? Knp jd supir yg tersangka. Sanksi armadanya lah. Supir itu cuma ditunjuk buat bawa mobil apes," komentar warganet.
"Supir gak dalam pengaruh alkohol/obat2an pak, bawa nya jga gak ugal2an, harusnya owner dan teknisi yg jdi tersangka, kerena mereka yg lalai, bukan sopir, biar pelajaran bagi owner travel lain spaya rajin rawat kendaraan nya," tulisnya.
Bakal Ada Tersangka Baru
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo memastika jika kasus kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok terus berjalan.
Bahkan pemeriksaan terus dilakukan, tak menutup kemungkinan kata Kombes Pol Wibowo bakal ada tersangka baru atas kasus ini.
"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus dari bus biasa menjadi Jetbus atau High Decker," katanya
Pengakuan Sadira
Sopir bus pariwisata trans putera fajar mengungkapkan kondisi yang terjadi saat kecelakaan di Subang, Jawa Barat.
Bus tersebut tengah membawa puluhan siswa SMK Lingga Kencana Depok.
Sopir bus bernama Sadira itu mengatakan saat memasuki turunan perempatan Sari Ater, bus yang dikendarainya itu tiba-tiba tidak bisa dikendalikan.
Rem bus yang ia kemudikan blong, ia sempat berupaya mencari jalur penyelamat sayangnya bus tidak terkendali dan mengalami kecelakan.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.
Baca juga: Wali Kota Tangsel Minta Dinas Pendidikan Setop Kegiatan Studi Tour Siswa ke Luar Kota
Sadira tak menampik jika dirinya terpaksa membuang arah kendaraanya ke kanan agar tidak banyak menimbulkan korban jiwa, namun di arah kanan ada pengendaran sepeda motor.
Sayangnya upaya Sadirnya meminilisir korban jiwa justru membuat 10 orang yang ada di dalam bus tersebut tewas.
"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.
"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya
Dia mengatakan, sebelumnya rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal saat istirahat makan.
Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sari Ater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini.
Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang. Tangan, kepala, dan kakinya mengalami luka memar.
"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini. Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.
(TribunJabar.com/Ahya Nurdin)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News