Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, PONDOK AREN - Sosok pria bernama Muhammad Musofa bin Jalal Sayuti menjadi perbincangan hangat warga Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Bukan karena popularitas, tapi karena namanya secara misterius muncul di permukaan paru sapi kurban. Peristiwa ini terjadi saat penyembelihan hewan kurban di Masjid Jami Al-Ikhlas.
Nama lengkap Muhammad Musofa bin Jalal Sayuti terlihat jelas berwarna kehitaman pada sepotong paru sapi.
Tulisan itu tak hilang meski sudah digosok berulang oleh pengurus masjid untuk memastikan itu bukan buatan manusia.
Imam Masjid bernama Suharjo mengatakan bahwa pemilik nama tersebut adalah seorang warga biasa.
Musofa dalam kesehariannya dikenal bekerja sebagai teknisi, dikenal pendiam, dan tidak menonjol di lingkungan.
“Beliau ya pegawai biasa, teknisi. Orangnya sederhana, polos,” kata Suharjo.
Baca juga: Respons DKM Masjid Al-Ikhlas Soal Tulisan di Paru Sapi di Tangsel: Mukjizat yang Allah Berikan
Saat diceritakan prihal penemuan ini, Musofa sempat menangis ketika diberi tahu soal tulisan tersebut.
“Beliau menangis. Tidak menyangka. Saya bilang ke beliau, ini bukan kesengajaan, ini mungkin cara Allah menunjukkan sesuatu kepada hamba-Nya,” kata Suharjo.
Menurut keterangan keluarga, selama tiga tahun terakhir, Musofa dan istri rutin menabung untuk bisa berkurban. Setiap tahun, kurban atas nama anggota keluarga berbeda. Tahun ini, giliran nama beliau yang didaftarkan.
“Istrinya cerita, tahun ini memang niatnya kurban atas nama Pak Musofa. Hasil tabungan bertahun-tahun,” kata Suharjo.
Suharjo mengatakan bahwa Musofa merupakan tokoh masyarakat, bukan pula ustaz. Namun, ia dikenal rajin ikut pengajian rutin warga dan aktif dalam kegiatan taklim.
Kisah ini bukan sekadar fenomena langka, melainkan juga menyentuh hati banyak warga. Mereka melihatnya sebagai bentuk keikhlasan seorang hamba yang ditunjukkan secara ajaib.
“Kita nggak bisa nilai siapa yang paling ikhlas, tapi mungkin Allah tunjukkan itu lewat peristiwa ini,” ujar Suharjo.
Hingga kini, daging bertuliskan nama itu masih disimpan di lemari pendingin masjid sebagai bukti. (m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News