Dibebaskan Usai Restorative Justice, Polresta Bandara Soetta Beri Bantuan untuk Kakek Pencuri HP

Penulis: Nurmahadi
Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCURI PONSEL- Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta memberikan bantuan berupa uang tunai dan sembako kepada Poniman (68), seorang kakek yang sempat ditangkap lantaran mencuri handphone di Masjid Nurul Barkah Bandara Soekarno-Hatta untuk membeli beras, Senin (23/6/2025). Kasatreskrim Polres Bandara Soekarno Hatta Kompol Yandri Mono menuturkan bantuan tersebut diberikan dengan pertimbangan kemanusian setelah melihat latar belakang ekonomi Poniman. (Tribuntangerang.com/Nurmahadi)

Laporan Reporter Tribuntangerang.com, Nurmahadi

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta memberikan bantuan berupa uang tunai dan sembako kepada Poniman (68), seorang kakek yang sempat ditangkap lantaran mencuri handphone di Masjid Nurul Barkah Bandara Soekarno-Hatta untuk membeli beras.

Poniman dibebaskan usai menempuh proses kesepakatan damai dengan korban atau restorative justice.

Kasatreskrim Polres Bandara Soekarno Hatta Kompol Yandri Mono menuturkan bantuan tersebut diberikan dengan pertimbangan kemanusian setelah melihat latar belakang ekonomi Poniman.

"Kami memberikan bantuan ini setelah kasus dipastikan dihentikan setelah melalui proses restorative justice. Kegiatan sosial ini juga bagian dari peringatan Hari Bhayangkara ke 79," ucapnya saat berkunjung ke kediaman Poniman di kampung Sungapan, Kelurahan Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin(23/6/2025).

Yandri mengatakan bantuan yang diberikan berupa beras, mie instan, minyak goreng, gula dan uang tunai yang merupakan hasil sumbangan anggota Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bandara Soekarno Hatta. 

"Kami memberikan bantuan sedikit kepada pak Poniman, karena terhimpit kebutuhan ekonomi ditambah istrinya sedang sakit," ungkap Yandri.

Diketahui kepolisian telah menghentikan proses penyidikan terhadap kasus pencuri handphone sekaligus membebaskan pria berusia 68 tahun itu.

"Perkaranya sudah kami hentikan karena sudah ada perdamaian atau Restorative Justice dengan pihak korban," ungkap Yandri.

Kasus ini juga dihentikan lantaran Arlan Sutarlan sebagai pelapor sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

Dalam hal ini Yandri mengatakan Poniman pun bersedia mengganti hanphone Arlan yang telah ia jual senilai Rp 1.980 ribu.

"Dengan berbagai pertimbangan, salah satunya dengan alasan kemanusian, perkara ini telah selesai dengan Restorative Justice dan Pak Poniman sudah kami bebaskan," paparnya.

Terpisah, Kapolres Bandara Soekarno Hatta Kombes Ronald Sipayung meminta anggotanya untuk lebih memperhatikan masyarakat kecil.

"Masih banyak orang yg kondisinya tidak sebaik kita pada saat ini, tidak memiliki pekerjaan dan untuk makan saja susah," kata Ronald.

Ronald berharap anggota bisa bersyukur terhadap apa yg telah dimiliki, rasa syukur ini bisa ditunjukkan dengan cara melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan iklas dalam melayani masyarakat.

Sebagai informasi kasus pencurian handphone ini terjadi pada 5 April 2025.

Saat itu, Poniman mencuri handpone milik Arlan yang sedang tertidur setelah melakukan salat Zuhur. Pencurian handphone Samsung Galaxy A04s ini dilaporkan ke Polres Bandara Soekarno Hatta.

Poniman pun mengakui telah mencuri handphone tersebut karena tengah mengalami kesulitan ekonomi.

"Handpone saya jual Rp.250 ribu, uangnya untuk membeli beras," kata Poniman.

Pria paruh baya itu mengaku terpaksa melakukan hal itu karena tak ada uang sama sekali setelah 1,5 tahun menganggur.

Dia mengatakan selama 18 tahun bekerja sebagai sopir di perusahaan ekspedisi di Bandara Soekarno Hatta.

Namun, sudah hampir dua tahun ini dia sudah tidak bekerja karena pengurangan karyawan.

"Istri sedang sakit, untuk makan udah tak ada," ujarnya dengan wajah tertunduk.

Poniman tinggal bersama istrinya Tarpiah, 57 tahun yang sedang sakit. Wanita ini hanya terbaring sakit di tempat tidur. Dia tak kuasa menahan haru ketika Yandri dan rombongan menjenguknya.

Tarpiah mengaku sempat syok ketika mengetahui suaminya mencuri handphone.

"Gula darah saya langsung naik, badan saya lemas," katanya.

Tarpiah telah lama menderita sakit yang cukup lama dari diabetes hingga lambung akut. Selama ini, sepasang lansia tersebut bertahan hidup dari pendapatan sang suami yang bekerja sebagai sopir tembak ekspedisi. (m41) 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News