Angka Kasus DBD di Tangsel Tembus 487, Warga Diingatkan Jangan Tunggu Sampai Fatal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG – Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan, Allin Hendalin Mahdaniar mengungkapkan hingga akhir Agustus 2025, Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 487 kasus DBD terjadi di berbagai wilayah Tangsel. 

Dari data itu, lanjut Allin, tak ada laporan kematian. Ia mengingatkan warga untuk tidak lengah, mengingat lonjakan kasus kerap terjadi pada periode Oktober hingga Mei tahun berikutnya.

“Pemutusan rantai penularan DBD ini tidak cukup hanya dari pemerintah. Butuh kolaborasi dan komitmen semua pihak, terutama masyarakat,” ujar Allin Hendalin Mahdaniar dalam keterangan yang diterima TribunTangerang.com, Senin (25/8/2025).

Ia mengungkapkan tren penularan serupa terlihat pada 2024 lalu, dengan total 754 kasus DBD tanpa kematian, puncak kasus terjadi justru saat curah hujan mulai tinggi, yakni di kuart akhir tahun dan awal tahun berikutnya.

Karena itu, Allin menggencarkan berbagai upaya pengendalian DBD, mulai dari program 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang), hingga penyemprotan (fogging) di wilayah-wilayah yang teridentifikasi terjadi penularan.

Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) juga terus digalakkan sebagai bentuk pencegahan berbasis partisipasi warga.

“Cara paling sederhana yang bisa dilakukan adalah menguras tempat air secara rutin, menggunakan obat anti nyamuk, dan memastikan rumah bebas genangan air,” ujar Allin.

Berdasarkan data Dinkes, Allin mengungkapakan kecamatan Pondok Aren tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi pada 2025 sejauh ini, yakni sebanyak 112 kasus, Setu menjadi terendah, dengan 41 kasus. (m30)