Semakin Dikenal Masyarakat, Kemenpora RI Bahas Konsep Triple Badminton dengan PBSI

Candra Wijaya mengungkap konsep triple badminton telah sampai di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
BADMINTON - Legenda bulutangkis Indonesia Candra Wijata saat diwawancarai TribunTangerang.com usai turnamen B3T di Candra Wijaya International Badminton Centre, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (610/2025). 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Legenda Bulutangkis Indonesia Candra Wijaya mengungkap konsep triple badminton telah sampai di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

Triple badminton merupakan kategori baru di bulutangkis yang diperkenalkan oleh komunitas BangBro dengan mempertandingkan tiga pemain atau 3 vs 3 dalam satu tim ketika bertanding.

Untuk dapat dipertandingkan secara resmi di tingkat nasional gagasa badminton tri on tri perlu mendapatkan dukungan dari 10 pengurus cabang Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau Pengcab PBSI

"Kemarin kami sudah koordinasi dengan salah satu orang di Kemenpora, mungkin karena ini olahraga permainan jadi secara  organisasi di beberapa wilayah bukan hanya klub ya artinya (didukung) 10 klub atau pengcab kota-kota di Indonesia," ujar Candra kepada TribunTangerang.com, Senin (6/10/2025).

Lebih lanjut peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney itu optimis nomor triple pada cabang olahraga bulutangkis itu bisa mendapat legalitas resmi dari pemerintah.

Mulai maraknya pertandingan badminton 3 vs 3 dimainkan masyarakat di berbagai daerah Tanah Air menjadi salah satu alsan lantaran intensitas yang lebih ringan.

Salah satu bukti keseriusan penggunaan tri on tri dalam bulutangkis usai dimainkannya nomor tersebut dalam turnamen bulu BXL Jakarta 2025 yang dijuarai tim Hurricanes.

"Kemarin saya menggelar turnamen ada nomor triple dan terbaru ada BXL di Istora Senayan yang memainkannya, jadi sebenarnya tri on tri ini layak didukung tri-supaya bisa menjadi alternatif atau satu kategori yang memang menarik dan juga potensial untuk bisa di turnamen nasional maupun internasional," paparnya.

Candra memastikan, komunitas olahraga yang dipimpin Prof. Bambang Brojonegoro akan mengawal wacana diresmikannya konsep tiga lawan tiga dalam badminton.

Diutamakannya kerjasama tim dan meminimalisir resiko cedera menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam memastikan triple badminton dimainkan di seluruh Tanah Air.

"Perjalanan konsep ini sebenarnya sudah panjang juga ya, artinya banyak alasan yang mungkin baik juga untuk bulutangkis Indonesia bisa meresmikan ini, apalagi sekarang sudah banyak yang bermain triple badminton," jelasnya.

Lebih lanjut Ketua BangBro Badminton Triple (B3T) yang juga Mantan Menteri Riset dan Teknologi RI menerangkan, telah berkeliling ke sejumlah daerah dalam memperkenalkan badminton triple.

Mulai dari Palembang, Pekanbaru, Padang, Balikpapan, hingga Makassar dengan menyambangi sejumlah perguruan tinggi dan komunitas pecinta bulu tangkis Tanah Air.

Teranyar, B3T telah menggelar turnamen internal yang diikuti 45 peserta terbagi dalam 15 tim di Candra Wijaya International Badminton Centre, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Sejumlah nama besar ikut berpartisipasi dalam olahraga kategori baru itu mulai dari legenda bulutangkis Indonesia Candra Wijaya, mantan Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriadi, hingga pengamat politik Hendri Satrio.

"Alhamdulillah B3T sudah dimainkan ke kampus-kampus dan komunitas lokal dengan inti memperkenalkan kepada semua pihak yang memang hobinya bulu tangkis," kata dia.

"Karena saya lihat antusias masyarajat makin tinggi, bahkan sudah mulai ada turnamen resmi untuk tri on tri, jadi kita tetap ingin dorong syukur-syukur suatu saat bisa jadi olahraga prestasi," paparnya.

Sementara itu Hendri Satrio menilai, pemerintah harus mulai membahas konsep badminton triple dalam waktu dekat. Jika dirasa memerlukan penilaian khusus, PBSI bisa menjalankannya dalam konsep pertandingan resmi persahabatan.

Gagasan baru dunia olahraga itu bahkan disebut dapat dievaluasi secara gamblang guna dimasukan dalam kurikulim pembelajaran pelajar tingkat SD hingga SMA.

"Menurut saya konsep ini perlu dicoba, kalau ada kurikulum baru misalnya di sekolah coba permainan 3 on 3 saya yakin ini jadi salah satu solusi yang bagus," lanjutnya. 

"Kalau perlu di setiap pertandingan eksebisi yang diselenggarakan PBSI memainkan nomor ini, karena peluang trendsetternya sangat besar," sambungnya.

Menurut dia, pertandingan badminton yang memainkan tiga pemain dalam satu tim tersebut juga masuk dalam katagori olahraga rekreasi yang memiliki warna sendiri dalam membangun kerjasama tim.

"Pertandingan 3 vs 3 ini kalau udah klop banget pasangannya bisa main cepat kita, bera dari nomor ganda atau tunggal yang perlu menguasai lebar lapangan, jadi meminimalisir resiko cedera juga," jelasnya. (m28)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved