Sindiran Prabowo di Acara PKS Dibalas Anies Basdewan di Acara Kebangsaan, Gerindra Jadi Wasit

Kala itu Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan diberi nilai 11 oleh Anies Baswedan soal kinerjanya sebagai menteri kala itu

|
Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)
SALING SINDIR- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO) 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA- Meski momen pilpres sudah sudah lewat namun masih tersimpan sedikit ketegangan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Anies Baswedan

Keterangan antara kedua kembali mencuat setelah Prabowo mengungkit soal nilai 11 yang diberikan oleh Anies Baswedan kepada dirinya.

Diketahui Anies Baswedan memang pernah memberikan penilaian buruk soal kinerja Prabowo Subianto.

Kala itu Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan diberi nilai 11 oleh Anies Baswedan soal kinerjanya sebagai menteri kala itu.

Kala acara debat calon Presiden, Anies memberikan nilai 11 kepada Prabowo saat ditanya oleh Ganjar Prabowo.

“(Skor Kemenhan) 11 Mas, dari 100,” jawab Anies kala itu.

Ledekan Anies sepertinya masih membekas di ingatan Prabowo Subianto.

Meski telah jadi presiden, dia tetap mengingat hal itu dan mengungkapkannya kembali ke publik.

Prabowo dalam penutupan Musyawarah Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025), Prabowo justru berkelakar. Ia mengatakan tidak menyimpan dendam dan menertawakan penilaian tersebut.

“Aku tuh terus terang saja, saya enggak dendam sama Anies. Kalau dikasih nilai 11, saya enggak apa-apa,” ujar Prabowo yang disambut tawa para peserta.

Prabowo juga sempat melontarkan candaan lain yang menyinggung peran emak-emak dalam kemenangan dirinya di Pilpres 2024.

“Sebetulnya dia yang bantu aku menang karena emak-emak kasihan,” katanya.

Di balik guyonan itu, Prabowo menyampaikan pesan mengenai kedewasaan dalam berpolitik. Ia menegaskan pentingnya menerima kekalahan dengan lapang dada, mengingat dirinya telah mengikuti pemilu sebanyak lima kali.

“Kalau mau belajar kalah, belajar dari Prabowo Subianto. Lima kali pemilihan, empat kali kalah,” ujarnya.

Berselang sembilan hari kemudian dari sindiran tersebut, Anies Baswedan membalasnya.

Dia menyidir Prabowo melalui pernyataan yang menyinggung tata kelola pemerintahan.

 Dalam acara Dialog Kebangsaan di Semarang, Rabu (8/10/2025), Anies menilai birokrasi dan politik di era pemerintahan saat ini semakin jauh dari prinsip integritas dan meritokrasi.

“Banyak tanggung jawab publik hari ini diberikan bukan karena kompetensi, tapi karena koneksi. Kalau begini, kapan negeri ini bisa maju,” ujar Anies.

Ia menilai jabatan publik seharusnya diberikan kepada orang yang memiliki kemampuan sesuai bidangnya, bukan karena kedekatan politik.

Anies juga menekankan pentingnya mengembalikan integritas dalam tata kelola pemerintahan. “Kata kuncinya adalah integritas. Kita butuh kebijakan yang mencerminkan rasa keadilan dan kesederhanaan, terutama bagi mereka yang menjadi panutan,” katanya dikutip dari kompas.com

Selain itu, Anies menyoroti lemahnya pengawasan terhadap aktivitas ekonomi nasional. Menurutnya, masih banyak kegiatan ekonomi yang tidak tercatat secara resmi atau termasuk dalam kategori ekonomi bawah tanah. “Ini masalah besar karena banyak aktivitas ekonomi yang tidak dilaporkan,” ujarnya.

Gerindra Bukua Suara

Menanggapi kritik tersebut, Partai Gerindra menyatakan pembelaan terhadap Prabowo. Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta sekaligus Wakil Menteri Desa, Ahmad Riza Patria, menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah mengutamakan koneksi dalam memilih pembantunya di kabinet.

Riza menyebut Prabowo bersikap terbuka dan berupaya merangkul semua kalangan untuk berkontribusi bagi negara. “Semua partai, ormas, komunitas, pengusaha, mahasiswa, buruh, dan perempuan diajak berperan aktif,” kata Riza di Jakarta Selatan, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, yang terpenting bukan siapa yang dipilih, melainkan hasil kerja yang ditunjukkan kepada rakyat. “Yang penting nanti kita lihat hasilnya apa. Semua program Presiden Prabowo dibuat untuk kepentingan rakyat dan bangsa,” ujarnya.

Riza juga menambahkan bahwa setiap presiden memiliki cara tersendiri dalam menyusun kabinet. “Itulah cara Bapak Presiden mengakomodasi putra-putri terbaik bangsa untuk ikut berperan membangun negara,” pungkasnya.

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved