10 Tokoh dan Lembaga yang Menolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
Masing-masing memiliki argumentasi sendiri. Ada yang merasa Soeharto layak menjadi pahlawan nasional karena tetap memiliki jasa
Ringkasan Berita:
- Wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto memicu pro dan kontra. Pendukung menilai ia berjasa membangun bangsa, sementara penolak mengingat praktik korupsi, pelanggaran HAM.
- Tokoh seperti Alissa Wahid, Romo Magnis, Ray Rangkuti, dan Bivitri Susanti menolak keras gelar tersebut. Lembaga seperti Amnesty International, Komnas HAM, dan KontraS juga menilai keputusan itu mengkhianati reformasi.
- Pemberian gelar pada Soeharto dinilai mengaburkan sejarah dan merendahkan nilai keadilan
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA- Pemberian gelar kepada presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto masih ramai dibicarakan.
Ada yang keras menolak, ada yang pro dan ada juga bersikap netral.
Masing-masing memiliki argumentasi sendiri. Ada yang merasa Soeharto layak menjadi pahlawan nasional karena tetap memiliki jasa dalam membangun Indonesia.
Selama 32 tahun memimpin Indonesia, Soeharto bagi sebagian orang adalah bapak pembangunan.
Namun ada pula yang merasa selama memerintah Soeharto sudah melakukan korupsi serta melakukan pelanggaran HAM dalam kasus tertentu.
Ada juga yang menilai pemberian gelar pahlawan tersebut tidak hanya melukai ingatan sejarah bangsa, tetapi juga bertentangan dengan semangat reformasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan setelah tumbangnya Orde Baru.
Lantas siapa saja tokoh dan lembaga yang menolak pemberian gelar tersebut.
Berikut 10 tokoh dan membaga yang menolah pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto.
1. Alissa Wahid
Alissa Wahid, Direktur Jaringan GUSDURian sekaligus putri almarhum Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyatakan penolakannya terhadap keputusan pemerintah yang telah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.
Menurutnya, keputusan tersebut bertentangan dengan semangat reformasi yang berjuang untuk mengakhiri praktik otoritarianisme, korupsi, dan pelanggaran HAM yang terjadi selama masa Orde Baru. Ia menilai, penghargaan itu merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai keadilan dan demokrasi yang selama ini diperjuangkan rakyat.
Alissa menegaskan, bangsa yang beradab tidak boleh menghapus dosa masa lalu dengan simbol penghormatan semu. Ia menilai pemberian gelar kepada Soeharto berpotensi mengaburkan ingatan sejarah dan menyesatkan generasi muda.
Sebagai aktivis kemanusiaan, Alissa menyerukan agar pemerintah mengedepankan kejujuran sejarah dan menghormati pengorbanan rakyat yang menjadi korban dari rezim yang kini justru diberi penghargaan.
Baca juga: 5 Fakta Soeharto yang Ditetapkan Menjadi Pahlawan Nasional Hari Ini
2. Franz Magnis Suseno (Romo Magnis)
Romo Franz Magnis Suseno, cendekiawan dan rohaniwan Katolik, mengecam keputusan pemerintah yang telah menetapkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
| Alasan Putri Sulung Presiden ke-4 RI Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto |
|
|---|
| 2 Titik Demo Hari Ini di Jakarta, Awas Terjebak Kemacetan |
|
|---|
| Demo Hari Ini, Gerakan Reformasi Advokasi Masyarakat Indonesia di Gambir dan DPD FPI di Komnas HAM |
|
|---|
| 5.413 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Demo Hari Ini di Silang Monas dan Komnas HAM RI |
|
|---|
| Daftar Lembaga dan Tokoh yang Tolak Wacana Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Soeharto3.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.