Penampakan Trotoar Ciater Tangsel Rp 7,1 Miliar, Warga Sebut Fungsi untuk Pejalan Kaki Belum Optimal
Engga (optimal), suka jogging tapi di klason padahal itu untuk pejalan kaki ya, tapi ya itu tadi udah diambil alih sama pengguna motor
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
Ringkasan Berita:
- Trotoar Jalan Ciater Raya di Tangsel disalahgunakan, meski telah direvitalisasi dengan anggaran Rp7,1 miliar untuk kenyamanan pejalan kaki dan penyandang disabilitas, kini banyak dipakai untuk parkir kendaraan dan pedagang kaki lima.
- Fasilitas ramah disabilitas seperti guiding block dan bangku taman tidak berfungsi optimal, bahkan justru tertutup aktivitas kendaraan dan pedagang
- Warga dan psikolog menyoroti lemahnya penegakan aturan, menilai trotoar seharusnya menjadi ruang aman bagi publik
Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Di kawasan Jalan Ciater Raya, Kota Tangerang Selatan, Banten, trotoar yang dibangun Pemerintah Kota yang digadang-gadang untuk kenyamanan pejalan kaki ternyata masih mengalami banyak pelanggaran fungsi.
Pantauan TribunTangerang.com, menunjukkan trotoar lebar tersebut kini banyak digunakan sebagai area parkir maupun berjualan.
Trotoar yang direvitalisasi dengan anggaran sekitar Rp 7,1 miliar ini, sejatinya dirancang untuk menjadi ruang publik yang ramah bagi penyandang disabilitas, dengan fasilitas seperti guiding block, bangku, lampu taman, dan saluran drainase yang lebih baik.
Namun, di lapangan tampak sejumlah persoalan kendaraan bermotor masih menyerobot naik ke badan trotoar, pedagang kaki lima membuka lapak di badan trotoar, kendaraan pribadi terparkir langsung di jalur pejalan kaki.
Jalur pemandu untuk tuna netra (guiding block) ditemukan tidak beraturan tertutup atau terimpit oleh aktivitas lain membahayakan para penyandang tuna netra yang mengandalkan fasilitas tersebut.
Selain itu, sejumlah warung dan kendaraan parkir bahkan menutup jalur vital pejalan kaki atau berada di antara tiang listrik atau utilitas, menciptakan potensi bahaya serius.
Meskipun Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel (DSDABMBK) sempat menyampaikan trotoar “bukan tempat parkir, bukan jalur kendaraan bermotor, dan tidak boleh dimodifikasi sembarangan.
Akan tetapi, realitas di lapangan memperlihatkan penegakan fungsi trotoar yang belum optimal.
Sari warga yang tinggal lebih dari lima tahun di sekitar Trotoar di Jalan Ciater Raya, Serpong mengatakan trotoar seharusnya menjadi jalur nyaman bagi pejalan kaki kerap digunakan untuk parkir kendaraan dan berjualan.
Menurutnya, kondisi jalur pejalan kaki di Jalan Ciater Raya “sulit disebut trotoar” karena banyak pohon yang tumbuh di badan jalan, permukaan yang rusak dan kerap dilewati motor.
Setelah revitalisasi, lanjut Sari, trotoar masih belum bisa dimanfaatkan optimal.
“Engga (optimal), suka jogging tapi di klason padahal itu untuk pejalan kaki ya, tapi ya itu tadi udah diambil alih sama pengguna motor," ucap Sari kepada TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Kamis (6/11/2025).
Selain itu, Sari mengatakan hambatan dan bahaya juga kerap ditemui.
“Pasti yaa, apalagi block udah mulai ga rata. Sempat kepikiran kalau tuna netra pakai jalan ini gimana. Karena saya pribadi aja itu ga aman buat pejalan kaki. Ditambah jadi spot ngetem ojol dan lapak dagang ya,” ujar Sari.
Sari menilai fasilitas ramah disabilitas juga belum berfungsi optimal.
“Sejauh ini belum ya, cuma bangku jadi tempat ngetem atau istirahat ojol aja yang terlihat," sambung Sari.
Ia berharap trotoar bisa lebih lebar dan benar-benar diperuntukkan bagi pejalan kaki.
“Jadi lebih berfungsi, karena udah bagus banget fasilitas yang sekarang. Mungkin harus ditegasin lagi untuk orang-orang yang suka trabas mobil hak yang harusnya untuk pejalan kaki,” tutup Sari.
Sementara itu, psikolog Veronica Soepomo menyoroti dampak psikologis kondisi ini.
"Pasti terganggu (jika ada yang berjualan), orang yang nggak tuna netra aja terganggu. Istilahnya, yang tuna netra sudah dikasih tempat tapi buat jualan orang normal berarti tidak jadi perhatian. Orang normal kok nggak ada perhatian, orang tuna netra, secara psikologis merasakan ‘di mana hak saya'?" ucap Veronica.
Veronica menjelaskan ketentuan dan aturan terkait penggunaan jalan dan trotoar sangat penting untuk diperhatikan, karena memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat.
"Kalau misalkan jalan ada ketentuan, seperti apanya pemerintah yang tahu, kalau psikologi melihat dampaknya,” ujarnya.
TribunTangerang.com masih mencoba menginformasikan hal ini kepada Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel untuk menanggapi kondisi Trotoar.(m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
| Aksi Demo Hari Ini, Buruh Geruduk DPR RI, Mahasiswa di Gambir dan Kementerian Haji |
|
|---|
| 3 Titik Demo Hari Ini di Jakarta, Awas Terjebak Kemacetan |
|
|---|
| Jadwal Demo Hari Ini di Jakarta Kamis 6 November 2025, Cek Jadwal dan Waktunya |
|
|---|
| Jadwal Samsat Keliling di Tangerang Kamis 6 November 2025, Berikut Daftar Lokasinya |
|
|---|
| Adakah Demo Hari Ini di Jakarta Kamis 6 November 2025? Cek Informasi dan Lokasinya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/trotoar-ciater.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.