Covid19

Kisah Perawat Anik Sering Dimarahi Pasien, Masih Bersyukur Dapat Insentif Meski Suami Kini di PHK

Perawat Anik Widiastuti terlihat kerap kali mengembangkan senyum meski sang suami di PHK saat pandemi membuat perekonomian terpuruk

Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Dian Anditya Mutiara
TribunTangerang.com/Andika Panduwinata
perawat Anik Widiastuti 

TRIBUNTANGERANG.COM - Perawat Anik Widiastuti terlihat kerap kali mengembangkan senyum saat melayani dalam program vaksinasi Covid-19 di Buaran Indah, Kota Tangerang.

Menurutnya, hal itu dapat membantu meningkatkan imunitasnya untuk terhindar dari virus corona.

Padahal kisah getir dialami tenaga kesehatan yang berdinas di Puskesmas Tanah Tinggi, Kota Tangerang ini.

Keluarganya sangat terdampak adanya wabah Covid-19.

Tak hanya dari segi kesehatan, ekonominya pun terpuruk.

Suami Anik sudah tak lagi menerima gaji dari perusahaannya selama setengah tahun ini.

"Suami saya kerja di perusahaan swasta, sudah 6 bulan ini tidak gajian," ujar Anik saat dijumpai TribunTangerang.com di Buaran Indah, Kota Tangerang, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Angelina Naibaho Bertugas di IGD RSUD Kabupaten Tangerang Sempat Tak Dibayar 6 Bulan

Pasangan suami istri ini juga harus menghidupi dua orang anaknya. Anik pun semakin terbebani dalam hal ini.

"Lebaran Idul Fitri saja suami saya tidak dapat THR (tunjangan hari raya)," ucapnya.

Padahal keluarganya sangat membutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.

Belum lagi ditambah dengan persoalan suaminya yang harus diberhentikan dari perusahaannya.

"Kemarin baru saja suami saya kena PHK (pemutusan hubungan kerja). Sekarang mulai usaha kecil-kecilan," kata Anik.

Anik pun harus memutar otak untuk menutupi kehidupan keluarganya itu.

Belum lagi dirinya harus meenjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Ya memang pusing, tapi kalau dipikirin terus nanti gimana untuk melayani pasien," ungkapnya yang sudah 14 tahun menjadi perawat.

Belum lagi dia mesti bersikap sabar dalam melayani pasien Covid-19.

Anik kerap kali dimarahi oleh pasien yang hendak didahulukan.

"Banyak banget pasien yang marahi saya. Tapi ya harus sabar," tutur Anik yang bersyukur selama pandemi ini belum terpapar virus corona.

Anik mengaku beruntung saat ini menjadi tenaga medis.

Meski suaminya tak gajian hingga setengah tahun, dia sangat terbantu dengan penghasilannya saat ini.

"Alhamdulillah banget gajian saya lancar. Dapat double jadinya, kan dikasih insentif juga. Jadinya bisa tutupi kebutuhan keluarga," paparnya. 

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta pemerintah daerah (Pemda) segera membayar insentif kepada tenaga kesehatan/medis (nakes).

Nakes di daerah masuk dalam administrasi daerah yang sumber pembayaran insentif nakesnya adalah dalam biaya operasi kesehatan (BOK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Bagi Hasil (DBH).

"Ini sekali lagi kami akan minta kepada daerah untuk segera melakukan pencairan, terutama insentif nakes. Apalagi dalam situasi kenaikan Covid-19 yang melonjak cukup besar," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (21/7/2021).

Bendahara Negara ini mengakui, pembayaran insentif nakes yang ada dalam wewenang daerah masih sangat minim.

Per tanggal 20 Juli 2021, pencairan insentif baru mencapai Rp 245,01 miliar kepada 50.849 nakes.

Sementara realisasi insentif yang berasal dari DAU/DBH baru sekitar 21 persen dari anggaran Rp 8,1 triliun yang disiapkan. Realisasi Rp 1,79 triliun kepada 23.991 nakes.

"Tentu masih sangat kecil dibanding tahun lalu, (insentif) nakes daerah (tahun lalu) 848.885 nakes. Yang dibayar sekarang baru 50.849 nakes, ditambah 23.991 nakes," ucap dia.

Adapun untuk nakes pusat yang berada dalam administrasi Kementerian Kesehatan, pihaknya sudah mencairkan Rp 3,18 triliun kepada 413.360 nakes.

Namun, masih ada tunggakan Rp 1,48 triliun kepada 200.500 nakes.

Sedangkan untuk santunan kematian, pemerintah sudah membayar kepada 167 nakes yang meninggal dengan jumlah Rp 50,1 miliar.

"Untuk tahun 2020 yang lalu, pemerintah pusat sudah memberikan Rp 4,65 triliun untuk para dokter dan tenaga kesehatan yang diadministrasikan untuk tenaga kesehatan atau nakes pusat," sebut Sri Mulyani.

Sebagai informasi, wanita yang akrab disapa Ani ini sudah menambah insentif untuk tenaga medis (nakes) sebesar Rp 1,08 triliun.

Totalnya menjadi Rp 18,4 triliun dari alokasi awal Rp 17,3 triliun.

Penambahan insentif diperlukan karena pemerintah bakal merekrut 3.000 dokter non spesialis dan 20.000 perawat untuk penanganan pandemi Covid-19.

Dokter dan perawat tersebut akan ditempatkan di RS Darurat.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menambah RS Darurat, antara lain Asrama Haji Pondok Gede, Wisma Haji Surabaya, Wisma Haji Boyolali, asrama mahasiswa di Bandung, dan lain-lain.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemda Lelet Bayar Insentif Nakes, Sri Mulyani: Segera Cairkan"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved