Begini Kronologi Penemuan Bayi Perempuan yang Dibuang di Pelataran Masjid Al Muhajirin Pinang
Berikut ini kronologi penemuan bayi perempuan yang baru dilahirkan dan dibuang di pelataran Masjid Al-Muhajirin, Kecamatan Pinang
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kronologi
Pengurus DKM Masjid Al-Muhajirin, Isbudi Santoso mengungkapkan, bayi tersebut ditemukan pada Minggu, 22 Agustus 2021 sore, yang dibuang oleh seorang wanita muda.
Kemudian pria yang akrab dipanggil Budi itu menceritakan kronologis lengkap kejadian pembuangan bayi tersebut, menurut pantauan CCTV yang berada di area masjid.
Bermula saat pukul 16.30 WIB, terlihat seorang wanita sambil menggendong bayi memasuki area masjid melalui pintu belakang atau Blok C.
Setelah berhasil memasuki area masjid, wanita tersebut menuju menara masjid dan menaruh bayi di lantai bawah menara masjid, yang memang tergolong nyaman untuk duduk.

Selama 15 menit, wanita itu merapikan pakaian dan hijabnya, sambil memantau situasi area masjid yang tergolong sepi.
"Agak lama wanita muda ini disitu, sambil merapikan hijab, makser dan pakaiannya. Wanita itu melihat sekeliling halaman masjid yang saat itu memang sepi," ujar Isbudi Santoso saat diwawancarai Wartakotalive.com, pada Senin(23/8/2021).
Lalu, wanita tersebut kembali menggendong bayinya keluar dari lantai menara masjid dan memutar ke halaman depan lalu menuju ke halaman sebelah kiri masjid.
Setelah mengitari area masjid, pada pukul 17.00 WIB, wanita tersebut akhirnya meletakkan bayi itu di pintu pelataran masjid sebelah kiri yang paling pojok.
"Sepertinya wanita ini sudah membaca situasi masjid yang tidak terlihat orang lewat di posisi mana," kata Budi.
"Akhirnya tepat pukul 17.00 WIB, si wanita menaruh bayinya di pelataran masjid paling ujung," sambungnya.
Selanjutnya, pada pukul 17.15 WIB, seorang jamaah masjid bernama Ponidin yang datang untuk bersiap melakukan shalat Maghrib.
Menurut pengakuan Ponidin, dirinya mendengarkan samar-samar suara tangisan seperti getaran telepon seluler (HP).
Setelah mengetahui sumber suara tersebut ternyata dari seorang bayi, Ponidin langsung mencari pertolongan kepada seorang Ibu Rumah Tangga yang bekerja sebagai pedagang, yakni Ibu Ajun.
Akhirnya, Ponidin dan Ajun kembali melihat bayi tersebut yang hanya dilapisi dengan sehelai jaket berwarna hitam.