Sampah

Budidaya Belatung di Cisoka Manfaatkan Sampah Organik hingga 10 Ton per Hari dari Pasar Tradisional

Kelompok Budidaya Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing Cisoka, justru mengelola sampah setiap hari sebanyak 7 hingga 10 ton.

Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Intan UngalingDian
Istimewa
Budidaya magot atau belatung oleh Magot Putra Tangerang memanfaatkan limbah organik dari pasar tradisional di Kabupaten Tangerang. 

TRIBUNTANGERANG.COM, CISOKA - Sampah menjadi masalah klasik di kota-kota besar. Baik sampah rumah tangga, sampah industri maupun sampah sisa makanan di pasar tradisional.

Sementara itu, Kelompok Budidaya Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing Kecamatan Cisoka, justru mengelola sampah setiap hari sebanyak 7 hingga 10 ton.

Magot Putra Tangerang mengambil sampah dari pasar tradisional setiap hari dari Pasar Tigaraksa, Pasar Santiong Balaraja, Pasar Cisoka dan Pasar Cikupa.

Sampah organik selain dijadikan pupuk, dijadikan pakan magot atau belatung yang bernilai ekonomi dan mendukung sektor-sektor budidaya rumahan.

Magot dijadikan sebagai pakan ternak hingga pupuk yang menjadi bahan utama dalam pertanian.

"Setiap harinya magot tersebut menghabiskan 7 sampai 10 ton sampah yang diambil dari pasar Cikupa dan Pasar Tigaraksa," kata  Akbar pengelola Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 2 September 2021: 21.208 Pasien Sembuh, 8.955 Positif, 680 Meninggal

Baca juga: Vaksinasi Massal Pelajar di Puspemkot Tangerang Membludak, Peserta Keluhkan Antrean yang Lama

Proses budidaya magot dilakukan mulai dari pengembangbiakan lalat, bertelur menjadi larva.

Selanjutnya magot terus berkembang biak dan diberi makanan sampah organik yang diambil dari pasar-pasar tradisional.

"Dalam satu pekan menghasilkan magot sekita 500-600 kilogram magot yang siap dipasarkan ke wilayah Jabotabek," tutur Akbar.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengatakan, budidaya magot berkolaborasi dengan penanganan sampah bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat saat pandemi Covid-19.

"Pemkab Tangerang bekerja sama dengan kolompok budidaya Magot Putra Tangerang agar bagaimana menanggulangi sampah di masyarakat menjadi nilai tambah dan kelestarian lingkungan terjaga," kata Maesyal Rasyid.

Baca juga: Baru 470.000 Warga Vaksinasi Covid-19, Pemkot Tangerang Gencarkan Jemput Bola Langsung ke Warga

Baca juga: Antrean Tanpa Prokes saat Vaksinasi Covid-19, Orangtua: Nggak Efektif, Saya Takut Anak Terpapar

Kemajuan budidaya magot di wilayah Kecamatan Jambe akan dijadikan budidaya magot dengan pengelolaan sampah.

Harapannya, budidaya magot bisa memberdayakan masyarakat hingga menyerap tenaga kerja di lingkungan setempat.

"Rencananya sehari hingga 40 ton sampah yang dikelola agar meringankan beban TPA Jatiwaringin dan pemberdayaan ekonomi di lingkungan," kata Maesyal Rasyid.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved