Ini Faktor Penghambat Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia, Salah Satunya Pandemi Covid-19
Pada 2019, angka buta aksara di Indonesia mencapai 3.081.136 jiwa atau 1,78 persen.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengatakan, tingkat buta aksara hanya turun sedikit pada tahun lalu.
Pada 2019, angka buta aksara di Indonesia mencapai 3.081.136 jiwa atau 1,78 persen.
Angka itu menurun pada tahun 2020 menjadi 2.961.060 jiwa atau 1,71 persen.
Baca juga: 2.961.060 Masyarakat Indonesia Masih Buta Aksara, Terbanyak di Tiga Provinsi Ini
Menurut Jumeri, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor penghambat pemberantasan buta aksara.
Sebab, selama pandemi, interaksi secara langsung tidak dapat dimungkinkan.
Hal itu disampaikan Jumeri dalam Taklimat Media memperingati Hari Aksara Internasional ke-56 melalui virtual, Sabtu (4/9/2021).
Baca juga: 207 Ribu Vaksin Covid-19 AstraZeneca Bantuan Belanda Tiba, Indonesia Sudah Terima 220,4 Juta Dosis
"Memang di 6 provinsi ini masih banyak buta aksara yang di masyatakat."
"Tadi apa hambatannya, jadi saat ini tentu dalam dua tahun ini kita mengalami pandemi Covid-19."
"Jadi bentuk-bentuk interaksi yang langsung dan biasanya kalau untuk kelompok yang belum bisa baca sama sekali kan, belum tentu bisa platform lain ya," tutur Jumeri.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 4 September 2021: Suntikan Pertama 66.353.669, Dosis Kedua 38.030.652
Selian itu, lanjutnya, fasilitas yang terbatas dalam teknologi juga menjadi faktor penghambat dalam mengurangi interaksi dalam memberikan pelajaran.
"Kita harus tatap muka, temu muka untuk mengajarkan buta aksara awal ini," imbuhnya.
Faktor penghambat lainnya adalah keamanan daerah tersebut.
Baca juga: Terjebak di Jalan Buntu, Dua Jambret Handphone Dikeroyok Warga di Jelupang Serpong
Karena, masih banyak daerah belum bisa dijangkau oleh tim untuk bisa masuk mengajar masyarakat di daerah tersebut.
Meski demikian, Jumeri mengatakan sejumlah upaya akan tetap dilakukan oleh Kementeriannya.
Termasuk, kolaborasi dengan Kementerian Desa PDTT soal pengelolaan dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 4 September 2021: 13.806 Pasien Sembuh, 6.727 Orang Positif, 539 Meninggal