Virus Corona
Gelar PTM di Masa Pandemi, Luhut: Merusak Generasi yang akan Datang Kalau Sekolah Tidak Jalan
Dalam setiap kebijakan, kata Luhut, pasti ada risikonya. Seperti layaknya operasi militer, setiap tindakan ada kalkulasi risikonya.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meyakini, penyebaran Covid-19 pada sektor pendidikan karena dibukanya pembelajaran tatap muka (PTM), dapat dikendalikan.
"Jadi sekali lagi, khusus masalah pendidikan, kami tidak melihat ada masalah-masalah yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (27/9/2021).
Purnawirawan Jenderal TNI tersebut mengatakan, sistem yang dibuat Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRrstek) sudah bagus, meskipun masih ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan.
Baca juga: Kepala Densus 88 Ingin KKB Papua Dihadapi Pakai Pendekatan Sindrom Stockholm
"Bahwa ada tantangan di sana sini yes, tapi kita lebih takut dan ngeri lagi kalau generasi yang akan datang jadi tidak berpendidikan dan jadi bodoh."
"Itu saya kira perlu dihitung," tuturnya.
Dalam setiap kebijakan, kata Luhut, pasti ada risikonya. Seperti layaknya operasi militer, setiap tindakan ada kalkulasi risikonya.
Baca juga: Pelaku Perjalanan dari AS dan Turki Bakal Langsung Dikarantina Begitu Tiba di Bandara
"Apapun yang kita buat ada risikonya."
"Tapi akan lebih besar risikonya kalau sampai sekolah tidak jalan. Itu merusak generasi yang akan datang," paparnya.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 40.270 orang per 27 September 2021, dan sebanyak 141.585 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 September 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 857.335 (20.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 702.217 (16.7%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 481.358 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 394.876 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 156.592 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 154.616 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 131.325 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 127.543 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 112.316 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 108.406 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 104.443 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.155 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.316 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 62.551 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.540 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.590 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 51.027 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 48.959 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 46.215 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.067 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 39.749 (0.9%)
ACEH
Jumlah Kasus: 37.589 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 34.848 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.090 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 33.667 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.479 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.338 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.011 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 22.894 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.009 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.508 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.110 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 11.944 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.730 (0.3%). (Taufik Ismail)