PTM Sekolah

Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Pembelajaran Tatap Muka Sekolah Dasar di Tangerang

Tiap sekolah pun mulai melakukan persiapan untuk PTM yang rencananya akan berlangsung pada 18 Oktober 2021 mendatang.

Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Dian Anditya Mutiara
TribunTangerang.com/Junianto Hamonangan
Ilustrasi - Persiapan pembelajaran tatap muka di Sekolah Dasar Tangerang foto Kegiatan uji coba belajar tatap muka tahap dua dilaksanakan di SDN Malaka Sari 13, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (9/6/2021). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pembelajaran Tatap Muka tingkat Sekolah Dasar (PTM SD) dalam waktu dekat ini akan bergulir.

Tiap sekolah pun mulai melakukan persiapan untuk PTM yang rencananya akan berlangsung pada 18 Oktober 2021 mendatang.

Seperti yang dilakukan oleh SDN Tanah Tinggi 4 Kota Tangerang.

Kepala SDN Tanah Tinggi 4, Tri Widayati menjelaskan pihaknya mulai melakukan berbagai persiapan dalam PTM SD.

"Kami sudah menyediakan sarana dan prasarananya. Teknis serta mekanisnya pun sudah dibuat," ujar Tri saat dijumpai TribunTangerang.com di SDN Tanah Tinggi 4 Kota Tangerang, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: PTM SD Kota Tangerang Tahap Awal Direncanakan 18 Oktober Mendatang, Usai Evaluasi PTM SMP

Persiapan yang paling pertama dilakukan yakni menyediakan untuk tempat pencuci tangan. Begitu pun dengan kelengkapan alat pengukur suhu tubuh.

"Ada berbagai macam panduan yang harus ditaati. Di sini wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ucapnya.

Tri menyebut pihaknya telah memberi tahu PTM ini kepada semua wali murid.

Dia mengaku hampir 100 persen orang tua siswa setuju pembelajaran tatap muka segera digelar.

"Dari awal datang ke sekolah orang tua murid tunggu di luar dan menghindari kerumunan. Semuanya dicek suhu terlebih dulu," kata Tri.

Baca juga: Kadinkes Kota Tangsel Sebut Tak Ada Kasus Covid-19 Selama Kegiatan PTM Sekolah Terbatas

Setelah masuk ke kelas juga diwajibkan untuk mencuci tangan di tiap-tiap wastafel yang disediakan. Semuanya harus mengenakan masker.

"Belajar hanya 2 jam saja di kelas. Dalam kelas hanya berisi 14 siswa," ungkapnya.

Tri mengklaim bahwa tenaga pengajar di SDN Tanah Tinggi 4 ini semuanya sudah melakukan vaksinasi.

Kendati demikian dirinya meminta agar para guru dan orang rua murid dapat bersinergi agar tak ada kluster baru penyebaran Covid-19 selama PTM berlangsung seperti tingkat SMP di Kota Tangerang.

"Anak-anak SD kan masih kecil, susah diatur. Makanya guru dan wali murid harus bisa bekerja sama. Ini masih tahap uji coba, semoga ke depan bisa berjalan lancar," papar Tri. 

TONTON VIDEO 

Peninjauan PTM SD 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di beberapa sekolah di Jakarta Timur, pada Jumat, 10 September 2021.

Mendikbudristek ingin memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan aman.

Dalam kunjungan tersebut, Mendikbudristek didampingi Anggota Komisi X DPR Putra Nababan, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri, S.T.P., M.Si., dan Direktur Sekolah Dasar, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., serta beberapa pejabat lainnya.

Mendikbudristek meninjau pelaksanaan PTM terbatas di SD Swasta Santo Fransiskus III, SMP PGRI 20, dan SMAN 71.

Saat ini, Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, di mana sekolah sudah diperbolehkan melaksanakan PTM terbatas.

Baca juga: Kadinkes Kota Tangsel Sebut Tak Ada Kasus Covid-19 Selama Kegiatan PTM Sekolah Terbatas

“Hari ini saya sangat gembira melihat kembali pembelajaran dan interaksi di sekolah. Semoga segenap warga sekolah dapat mempertahankan disiplin protokol kesehatan dan semangat dalam menjalankan PTM terbatas,” ujar Menteri Nadiem.

Mendikbudristek tak henti mengingatkan bahwa sekolah di wilayah PPKM level 1-3 sudah diperbolehkan PTM terbatas.

“Apalagi yang pendidik dan tenaga kependidikannya sudah divaksinasi secara lengkap, ada kewajiban bagi sekolah memberikan opsi PTM terbatas dan juga pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa diskriminasi, karena orang tua lah yang memegang keputusan terakhir. Itu sudah diatur dalam SKB Empat Menteri,” lanjutnya.

Menurut data Kemendikbudristek, kesigapan sekolah di wilayah PPKM level 1-3 dalam melaksakan PTM terbatas masih bervariasi.

Dinamika ini dapat dimaklumi karena banyak daerah yang baru menjadi level 3.

Di SD Santo Fransiskus III, Mendikbudristek berbincang langsung dengan kepala sekolah, guru, orang tua, dan murid.

Menteri Nadiem mendengarkan secara seksama Kepala Sekolah SD Santo Fransiskus III Suster Hedwigis yang bercerita tentang persiapan PTM terbatas di sekolahnya.

“Kami memulai PTM terbatas tanggal 30 Agustus, berkat dukungan luar biasa dari para guru sarana dan prasarana untuk PTM terbatas bisa kami siapkan. Kami mengalokasikan dana BOS untuk mendukung pelaksanaan PTM terbatas ini," kata Suster Hedwigis.

Mendikbud Nadiem Makarim meninjau SD Swasta Santo Fransiskus III di Jakarta yang telah melakukan pembelajaran tatap muka pada September 2021
Mendikbud Nadiem Makarim meninjau SD Swasta Santo Fransiskus III di Jakarta yang telah melakukan pembelajaran tatap muka pada September 2021 (kemdikbud.RI)

Ketika ditanya Mendikbudristek tentang dilema orang tua dalam memutuskan apakah anaknya ikut PTM terbatas atau PJJ, orang tua murid kelas 4, Ratih mengatakan, ”Saya termasuk orang tua yang mengizinkan anak saya ikut PTM terbatas, karena anak saya terlalu larut dengan gawai ketika di rumah dan tidak bisa ikut kompetisi-kompetisi selama PJJ. Saya juga tenang mengizinkan anak saya ikut PTM terbatas karena protokol kesehatan di sekolah ini diterapkan dengan ketat.”

Mendikbudristek kemudian mengajak warga sekolah untuk mengutamakan tiga hal. “

Saya mohon agar Bapak/Ibu terus bergotong royong memastikan keselamatan, keamanan, dan kesehatan warga sekolah. Tidak hanya di sekolah tapi juga di perjalanan dan di rumah,” imbaunya.

Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd menjelaskan, SD Santo Fransiskus III memberikan fasilitas hak belajar kepada seluruh peserta didik, baik yang di sekolah maupun yang di rumah dengan mengombinasikan pembelajaran jarak jauh melalui mekanisme hybrid learning.

FOLLOW US 

“Masih ada orang tua siswa yang khawatir terhadap pelaksanaan PTM terbatas. Oleh karena itu pihak sekolah harus memberikan fasilitas hak belajar kepada siswa yang ingin belajar dari rumah,” jelasnya.

PTM terbatas di SD Santo Fransiskus III dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Beberapa wastafel dan sanitasi sekolah yang layak terlihat sudah disiapkan oleh pihak sekolah.

Di dalam kelas pun hanya 15 siswa yang menjalani pembelajaran.

Sementara sisanya, masih mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ)

Pihak sekolah juga menyediakan layar dan proyektor untuk menampilkan siswa yang mengikuti PJJ. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved