Kabupaten Tangerang
Ada 17 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Tergolong Rawan Banjir
Kepala Sub Bidang Kebencanaan BPBD Kabupaten Tangerang, Suparta mengatakan 17 kecamatan yang berpotensi banjir.
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
TRIBUNTANGERANG.COM, TIGARAKSA - Menghadapai bencana banji, BPBD Kabupaten Tangerang telah melakukan pemetaan daerah rawan banjir atau berpotensi banjir.
Dikutip TribunTangerang dari BPBD Kabupaten Tangerang, terdapat 17 kecamatan yang berpotensi banjir.
Kepala Sub Bidang Kebencanaan BPBD Kabupaten Tangerang, Suparta mengatakan 17 kecamatan yang berpotensi banjir.
Inilah daftar 17 kecamatan di Kabupaten Tangrang rawan terdampak sumbatan aliran sungai:
1. Kecamatan Curug
2. Kecamatan Jayanti
3. Kecamatan Kelapa Dua
4. Kecamatan Pagedangan
5. Kecamatan Legok
6. Kecamatan Pasar Kemis
7. Kecamatan Kosambi
8. Kecamatan Tigaraksa
9. Kecamatan Jambe
10. Kecamatan Panongan
11. Kecamatan Gunung Kaler
12. Kecamatan Kresek
13. Kecamatan Cisoka
14. Kecamatan Solear
15. Kecamatan Sepatan
16. Kecamatan Teluknaga
17. Kecamatan Kronjo
Baca juga: Tetapkan 5 Wilayah Rawan Banjir, Pemkot Tangerang Siagakan Pompa Air dan Alat Berat
Sebelumnya, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengapresiasi kesiapsiagaan TNI/Polri, BPBD, Tagana, dan para relawan dari masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam di Kabupaten Tangerang.
Menurut dia, ada sebanyak 18 titik bencana banjir yang tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Lokasi tersebut berada di sekitar aliran sungai dan di daerah merupakan genangan air. Meski begitu, bukan hanya bencana banjir yang harus diwaspadai.
Salah satu ancaman bencana yang juga harus diatasi adalah bencana angin puting beliung yang masih sering terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang.
"Kesediaan kita saat ini baik itu sembako dan peralatan-peralatan, mudah-mudahan bisa mencukupi pelayanan kepada masyarakat," kata Bupati Zaki, Rabu (10/11).
Zaki mengungkapkan, untuk ketersediaan sarana dan prasarana seperti perahu karet, baik milik BPBD Tangerang maupun TNI/Polri, dipastikan aman dan mencukupi.
"Jika nanti suasana bencana lebih besar dalam penyiapan sarana dan prasarana tentunya kita akan bekerjasama dengan pihak lain," kata dia.
Pemerintah Kabupaten Tangerang menggelar apel kesiapsiagaan dan pelatihan pasukan dalam penanggulangan bencana. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya potensi cuaca ekstrem.
Acara tersebut digelar di Lapangan Maulana Yudhanegara, Puspemkab Tangerang, Rabu (10/11/21).
Baca juga: Pemkot Tangerang Bentuk Satgas Amankan Arsip Keluarga di Lokasi Rawan Banjir
Danrem Wijayakrama 052, Brigjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar selaku inspektur upacara mengatakan apel kesiapsiagaan ini bertujuan untuk menyiapkan pasukan dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) terkait atau antar lembaga dalam mengantisipasi terjadinya bencana di wilayah setempat.
"Semua stakeholder dan unsur-unsur relawan atau komunitas kita siagakan dalam rangka penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Tangerang," katanya.

Lanjut dia, wilayah Banten saat ini masuk dalam daerah terdampak bencana alam hidrometeorologi atau dikenal puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi jelang akhir tahun 2021-2022.
Oleh karenanya, semua pihak harus sudah mulai berpikir untuk mengantisipasi dampaknya, manakala itu terjadi dengan melakukan mitigasi bencana.
"Kita juga bukan hanya menyiagakan pasukan saja, tetapi kita lakukan simulasi apa yang dilakukan, bagaimana menggunakan alat-alat yang bisa digunakan pada saat operasi penyelamatan yang dilakukan Polresta Tangerang," ujarnya.
Selain itu, dari pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang akan melakukan pemetaan wilayah-wilayah rawan bencana, baik itu bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan lain sebagainya.
"Nanti dari Pemkab Tangerang akan meninjau kecamatan-kecamatan yang berpotensi terjadinya bencana banjir, tetapi biasanya klasik untuk daerah-daerahnya," tuturnya.
Kemudian, ia mengungkapkan, untuk tindakan yang harus dilakukan saat terjadinya bencana alam, pihaknya akan mengerahkan dan memberikan dukungan, baik itu personel, peralatan, sarana dan prasarana ke lokasi bencana.
Selanjutnya, membantu menyiapkan jalur evakuasi pencarian dan penyelamatan bagi korban yang terdampak.
"Kita juga harus siapkan jalur evakuasi, bagaimana nanti membawa masyarakat yang nantinya kita bawa ke titik pengungsian atau titik evakuasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menyiapkan jalur evakuasi korban bencana juga dilakukan penyimpan bantuan layanan kesehatan, distribusi logistik dan lain sebagainya.
"Kita siapkan juga dapur umum, MCK baik yang ada di sarana dan prasarana milik TNI/Polri," tambahnya.
Ia menyebutkan, dalam kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana ini, hal yang paling penting selain penyelamatan juga pendataan terhadap kelompok lanjut usia (lansia) yang merupakan salah satu kelompok yang rentan dan sangat sulit dilakukan evakuasi saat bencana terjadi.
"Karena nanti pada bencana banjir itu, konsentrasi kita biasanya fokus pada evakuasi anak-anak dan wanita. Dan biasanya kelompok lansia terabaikan ditambah ada kesulitan dalam evakuasi lansia ini," ucapnya.