Pecatur Chelsie Monica Ignesias Sihite

Pecatur Chelsie Monica Ignesias Sihite Terharu Ingat Mendiang Ayah Saat Hadiri Acara Keluarga Sihite

Pecatur profesional, Chelsie Monica Ignesias Sihite hadiri acara syukuran Punguan Toga Sihite Dohot Boruna Jabodetabek yang digelar di Kota Bekasi.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Rendy Renuki
TribunBekasi.com
Chelsie Monica Ignesias Sihite (kiri) saat menghadiri acara syukuran Punguan Toga Sihite Dohot Boruna (PTSB) Jabodetabek. 

TRIBUNTANGERANG.COM, BEKASI SELATAN - Pecatur profesional, Chelsie Monica Ignesias Sihite menghadiri acara syukuran Punguan Toga Sihite Dohot Boruna (PTSB) Jabodetabek yang digelar di Kota Bekasi pada Sabtu (4/12/2021).

Pada kesempatan itu, Chelsie menangis saat bertemu orang-orang yang bermarga sama seperti dirinya, karena mengingat almarhum ayahnya yang telah tiada.

"Sedih di saat seperti ini, karena saya ingat Almarhum papa saya. Saya juga jarang sekali diberikan apresiasi seperti ini di dalam satu ruangan," kata Chelsie.

Baca juga: Akhirnya Jaksa Revisi Dakwaan dan Tuntut Bebas, Valencya Tak Kuasa Menahan Tangis di Pelukan Rieke

Baca juga: Saat Ditanya Soal Wenny Ariani, Rezky Aditya Tidak Mau Banyak Berkomentar dan Ucapkan Terima Kasih

Baca juga: Pegawai Negeri Sipil Kota Tangsel Langgar Cuti Natal dan Tahun Baru Bakal Kena Sanksi

Chelsie menceritakan, sudah lama tak merasakan kasih sayang sang Ayah sejak meninggal pada 2005.

Kala itu, dia bahkan tak mengerti apa pun ketika diajak ibunya pergi ke rumah sakit setelah ayahnya mengalami kecelakaan.

"Beliau perginya mendadak karena kecelakaan, waktu itu saya masih kecil jadi saya belum mengerti. Lalu mama teriak-teriak waktu kami diajak ke ruang otopsi," ujar Chelsie.

Sejak saat itu, Ibunya berjuang sendiri demi menghidupi Chelsie dan dua kakaknya yang lain.

Sebelum berpulang, Chelsie sempat diajarkan main catur oleh Ayahnya hingga ia berhasil menyabet sejumlah prestasi, medali dan medali.

BERITA VIDEO: Proses Evakuasi Jenasah Serda Putra Rahaldi dan korban luka Praka Suheri di Suru-Suru, Papua

"Semenjak Papa enggak ada, mama lah yang berjuang sendiri menghidupi keluarga dan jadi tulang punggung. Sampai kemudian, Tuhan menganugerahkan bakat main catur kepada diri saya," ujar Chelsie.

Perjuangan Chelsie kecil untuk meraih cita-cita menjadi pecatur profesional juga tak terlepas dari dukungan seorang keluarga yang hingga kini masih terus diingatnya.

"Hanya satu orang yang care sama saya, itu almarhum 'Pak Tua' saya di Pekanbaru, beliau yang waktu itu support saya memberikan laptop buat main catur, tapi beliau juga sudah enggak ada. Kalau saya main di Medan, beliau sampai nonton saya berangkat dari Pekanbaru hanya untuk ngeliat saya main catur," tutur Chelsie.

Kerja keras dan kegigihan Chelsie kini berbuah manis.

Dia pun perlahan bisa membantu ekonomi keluarganya yang sempat jatuh bangun selepas ditinggal Sang Ayah.

"Sampai sekarang, Puji Tuhan, Mama sekarang bisa tinggal di rumah walaupun bukan rumah yang mewah, tapi milik sendiri dan enggak perlu ngontrak lagi seperti dulu. Dengan ada acara seperti, dari pribadi saya, untuk merasakan kasih sayang seorang bapak itu sudah lama sekali enggak ada, jadi saya berterimakasih sekali sama opung-opung yang ada di sini," papar Chelsie.

Bahkan wanita asal Balikpapan yang kini menyandang gelar sebagai Women International Master (WIM) itu, selangkah lagi bisa meraih gelar Grandmaster (GM).

Chelsie berharap, bisa memperbaiki peringkatnya saat mengikuti mengikuti turnamen di Spanyol yang digelar pada 10-24 Desember 2021.

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved