Pilpres 2024

Hasil Survei, Ridwan Kamil Teratas Jadi Capres Terfavorit, Begini Tanggapannya

Survei yang dirilis pada 5 Desember menempati Ridwal Kamil di posisi 4 teratas Capres favorit dibawah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies

Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Dian Anditya Mutiara
TribunTangerang.com/Muhamad Fajar Riyandanu
Gubernur Ridwan Kamil Jadi Capres paling favorit 

Selain itu, rakyat diberikan kesempatan waktu yang luas untuk menilai, memilih, dan memutuskan pasangan yang paling tepat untuk pemimpin Indonesia ke depan.

"Ini adalah tradisi yang positif untuk pemilihan pemimpin di Indonesia yang lebih tepat," ungkap Andianto. 

Ia mengaku, usulan itu juga sudah disampaikan ke Partai Gerindra dan PDIP. Bahkan, ia mengklaim bahwa kedua partai tersebut memberi respons positif.

BERITA VIDEO: Rachel Vennya Akan Dipanggil Paksa Jika Tak Hadir di Persidangan Perdana Kabur Karantina

"Semoga apa yag dibutuhkan oleh rakyat dan bangsa Indonesia mampu dijawab dan diselesaikan Prabowo dan Puan," harap Andianto.

Sementara, pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut akan terjadi perubahan peta dukungan publik terhadap figur capres 2024

Pasalnya, sejumlah kepala daerah akam memasuki akhir masa jabatan serta koalisi partai yang dilakukan lebih awal sehingga memunculkan calon lebih awal. 

Diketahui, dua sosok kepala daerah yang digadang-gadang akan meramaikan Pilpres 2024.

Kedua sosok itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan habis masa jabatannya pada 2022 dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 2023.

"Itu efeknya bisa luas. Karena enggak punya jabatan itu jangankan dengan partai dengan teman sendiri aja susah," kata Hasan.

Konteks kedua yang dapat mengubahnya adalah koalisi lebih awal antar partai politik dan penentuan calon lebih awal.

Sebab, hingga saat ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju. Apalagi adanya anggapan bahwa mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk.

Dari perolehan suara partai, ada tiga partai yang potensial untuk memajukan calon. PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.

"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat ooh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.

Namun elit politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir. 

"Karena di akhir makin tinggi harga negonya. Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," jelasnya.-

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved