Virus Corona
Anies Baswedan Minta Bupati Tangerang Jaga Bandara Soetta untuk Tekan Pertambahan Virus Omicron
Anies Baswedan minta Bupati Tangerang menjaga Bandara Internasional Soekarno untuk menekan kasus Omicron
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk memperketat pintu masuk Indonesia dari bahaya Covid-19 varian Omicron.
Hal ini mengingat Kabupaten Tangerang menjadi salah satu gerbang warga negara asing (WNA) maupun warga negara Indonesia (WNI) dari penjuru dunia masuk ke Ibu Kota melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Betul-betul pengetatan di pintu masuk penting sekali, karena itu (Pak Zaki) jaga pintu masuknya," kata Anies saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) organisasi Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) DKI Jakarta ke-8 di Gedung DPD Golkar DKI Jakarta, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/12/2021) malam.
Dalam acara itu, Zaki bertindak sebagai tuan rumah karena selain menjadi Bupati Tangerang, dia juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Mewaspadai Omicron, Pemkot Tangerang Gencarkan Tes PCR kepada Survailans Aktif di Terminal Bus Poris
Adapun MKGR merupakan organisasi massa yang turut membidani kelahiran Golkar pada 1964 lalu.
Anies mengatakan, masyarakat harus waspada terhadap varian Omicron, meski mereka telah divaksin Covid-19.
Warga diminta tetap mematuhi prokes 5M agar terhindar dari paparan Covid-19.
"Soal Omicron harus hati-hati karena ini angkanya sudah mulai naik dari ada 27 kasus baru, 24 itu orang yang baru pulang dari luar negeri," ujar Anies.
Baca juga: Ternyata Petugas Kebersihan Wisma Atlet Tertular Varian Omicron dari WNI asal Nigeria
Dengan pengetatan skrining WNA maupun WNI dari luar negeri ke Indonesia via Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Anies meyakini masyarakat Jakarta dapat terlindungi dari bahaya Omicron.
Apalagi Satgas Penanganan Covid-19 Nasional maupun pemerintah daerah setempat telah memaksimalkan skrining orang dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia.
Beberapa upaya di antaranya dengan mewajibkan isolasi selama 10-14 hari dan menjalani tes PCR sebanyak dua kali.
"Ya mudah-mudahan kita bisa terlindungi," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.
Menurut Anies, pandemi Covid-19 merupakan ujian yang sangat berat bagi masyarakat Indonesia, khususnya Ibu Kota.
Baca juga: Pasien Varian Omicron Menjadi 3 Orang di Indonesia, 2 Diantaranya Pulang dari Luar Negeri
Pagebluk Covid-19 tidak hanya menghilangkan nyawa banyak orang, tapi juga menghantam sosial-ekonomi masyarakat karena adanya pembatasan interaksi warga demi menghindari penularan virus.
Anies lalu mengenang ketika kasus Covid-19 berada di masa gelombang kedua pada Juni-Juli 2021 lalu.
Setiap pukul 19.00, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati akan melaporkan jumlah kasus pemakaman yang terjadi dari dini hari hingga malam.
"Kalau saya ingat masa-masa itu, ada waktu yang tidak enak setiap hari buat saya. Apa itu? Maghrib sampai jam 7 malam itu masa yang paling tidak nyaman. Kenapa tidak nyaman? Karena jam sore adalah jam penutupan data pelayanan kematian hari itu," imbuhnya.
"Jadi sekitar jam setengah 7 Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Suzi Marsitawati) akan mengirimkan berapa yang dimakamkan hari ini," lanjutnya.
Saat itu, kata Anies, jumlah kematian dengan protokol tetap (protap) Covid-19 bervariasi dan angkanya cukup tinggi. Mulai dari 20 orang, 30 orang, hingga 80 orang dalam satu hari.
"Itu bukan angka statistik saja, tapi itu saudara kita itu adalah teman kita dan itu masa yang sangat terasa sekali. Jadi kita semua bersyukur Alhamdulillah kini, kondisinya sudah jauh lebih baik," jelas Anies. (faf)