Kasihan! Buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya Normalnya Makan Setiap Hari, kini Seminggu 2x

Makanan buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya berkurang. Normalnya buaya makan satu ton ayam perhari, kini hanya seminggu 2 kali

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Suasana Taman Buaya Indonesia Jaya di Jalan Raya Serang - Cibarusah KM 3 Bekasi, Jawa Barat 

TRIBUNTANGERANG.COM, BEKASI - Nama besar Taman Buaya Indonesia Jaya kini mulai pudar.

Objek wisata yang menyajikan pemandangan ratusan buaya ini sempat menjadi ikon di Bekasi.

Dibangun sejak tahun 1991, wisata taman buaya ini ramai dikunjungi banyak orang.

Terletak di Jalan Raya Serang - Cibarusah KM 3 Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di Desa Sukaragam.

Ada tiga jenis buaya yang bisa dilihat secara langsung yakni buaya Irian, buaya Sumatera, buaya Kalimantan, buaya putih, dan buaya buntung yang diyakini sebagian orang bisa membawa rejeki.

Baca juga: DRAMATIS! Wanita di Riau Gelut Dengan Buaya, Selamatkan Sang Suami yang Diterkam

Hanya saja, lain waktu lain cerita. 

Keadaan Taman Buaya Indonesia Jaya kini jauh dari kata luar biasa.

Saat Warta Kota mengunjungi lokasinya, pada Senin (10/1/2022) dan Selasa (11/1/2022), taman buaya Indonesia sepi bak tak berpenghuni.

Area halaman parkir nan luas tampak kosong, bahkan rerumputan liar mulai tumbuh dengan subur.

Sepinya pengunjung di Taman Buaya Indonesia Jaya berdampak pada pemberian makan buaya. Normalnya setiap hari kini hanya seminggu dua kali
Sepinya pengunjung di Taman Buaya Indonesia Jaya berdampak pada pemberian makan buaya. Normalnya setiap hari kini hanya seminggu dua kali (Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang)

Loket penjualan tiket hanya dibuka digerbang utama dimana harga tiket masuk yakni Rp 20.000 per orang (untuk semua usia).

"Hari biasa memang sepi. Ramai biasanya pada hari tertentu misalnya Idul Fitri, dan Tahun Baru. Semenjak pandemi memang sepi ya, bahkan kami tutup setahun. Sekarang paling banyak pengunjung sekitar 20 hingga 80 orang," ujar Ani salah satu karyawan di lokasi.

Sepinya pengunjung berdampak pula pada penampilan wisata tersebut.

Beberapa arena permainan untuk anak-anak tampak tidak terurus, bahkan mulai karatan. 

Baca juga: TKA China di Konawe Bikin Ulah, Kuliti dan Makan Buaya yang Dilindungi Dijadik Sup, BKSDA Bertindak

Beberapa tembok kolam buaya pun mulai tampak memperihatinkan.

Sementara itu, area istirahat pengunjung turut tak terawat, begitu pula dengan rerumputan liar yang mulai tumbuh dimana-mana.

Penampilan Taman Buaya Indonesia Jaya ini pun menuai ragam komentar pengunjung.

"Menurut saya sih ekosistem di dalam kurang luas, kolamnya terlalu penuh. Memang melihat buayanya cukup jelas dan faktor keselamatan juga bagus, tetapi penataannya harus ditingkatkanlah," ujar Dadang yang sengaja membawa buah hatinya untuk melihat buaya secara langsung.

Sementara itu, banyak pula buaya tampak kurus.

Kurangnya pasokan makanan bagi buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya, pengurus juga mengandalkan sumbangan makanan dari masyarakat
Kurangnya pasokan makanan bagi buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya, pengurus juga mengandalkan sumbangan makanan dari masyarakat (Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang)

Hal ini ditambah dengan pernyataan Warsidi, sosok yang dipercaya mengurus buaya.

"Sedih juga karena sekarang makanan buaya berkurang. Normalnya buaya per hari makan satu ton ayam perhari," ujarnya.

Namun, saat ini buaya yang ada hanya diberi makan setiap hari Selasa dan Jumat.

Mirisnya lagi, kadang sewaktu hari pemberian makan tiba, volume ayam yang tiba tidak mencukupi untuk semua buaya.

Hal ini membuat Warsidi turut mengandalkan sumbangan dari orang lain.

Ia terbantu dengan adanya sumbangan dari peternak, yang menyumbangkan peliharaannya yang mati sebagai makanan buaya.

"Ada saja, misalnya seperti kemarin, ada yang kambingnya mati. Itu diserahkan ke kami, dan itu kami berikan ke buaya," tambahnya.

Ada pun untuk akses menuju taman buaya Indonesia Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat, atau dengan menggunakan angkot K17 rute Jalan Raya Serang-Cibarusah. (m21)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved