Berita Nasional

Jenderal Andika: Sudah Jalani Hukuman, Mayjen Untung Budiharto Sah Jadi Pangdam Jaya

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa angkat bicara soal polemik Pangdam Jaya Mayjen Untung Budiharto. Di mata Panglima, Mayjen Untung sah.

Editor: Hertanto Soebijoto
Kodam I/Bukit Barisan
Mayor Jenderal Untung Budiharto dipromosikan menjabat sebagai Pangdam Jaya menggantikan Mayjen Mulyo Aji. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mayjen Untung Budiharto ditunjuk sebagai pengganti Mayjen TNI Mulyo Aji di posisi Pangdam Jaya oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Mayjen Untung Budiharto adalah alumni Akmil 1988, atau adik angkatan di bawah Jenderal Andika. 

Namun, penunjukkan Mayjen Untung Budiharto menimbulkan polemik dan pro kontra di masyarakat.

Video: Jenderal Eks Tim Mawar Ditunjuk Panglima TNI Jadi Pangdam Jaya

Pasalnya, Mayjen Untung Budiharto dikaitkan dengan masa lalunya yang eks Tim Mawar.

Menyikapi hal itu Jenderal Andika Perkasa akhirnya memberikan pernyataan terkait polemik pengangkatan Mayjen Untung Budiharto sebagai Pangdam Jaya.

Polemik muncul karena yang bersangkutan merupakan eks Tim Mawar.

Baca juga: Jokowi Pastikan Lantik Andika Perkasa Jadi Panglima TNI Besok, Letjen Dudung Akan Dilantik Jadi KSAD

Baca juga: DPR Siapkan Uji Kelayakan untuk Jenderal TNI Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI

Tim mawar sendiri merupakan tim kecil yang dibentuk dan ditugaskan memburu serta menangkap sejumlah aktivis politik prodemokrasi jelang kejatuhan rezim militer Soeharto. 

Tim Mawar dibentuk oleh Grup IV Kopassus. Tim tersebut beranggotakan 10 orang yang dibentuk Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997. 

Saat pembentukan Tim Mawar, Kopassus dipimpin oleh Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

Sebagian personel Tim Mawar sudah divonis oleh Pengadilan Tinggi Militer II Jakarta pada 1999.

Baca juga: Belum Terima Surpres Calon Panglima TNI Hingga Reses, Komisi I DPR Bilang Masih Ada Waktu 21 Hari

Maka, jangan heran bila di era periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini banyak eks Tim Mawar yang mendapat jabatan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), institusi yang dipimpin Prabowo Subianto.

Menurut Andika Perkasa, pemecatan Mayjen TNI Untung Budiharto dari ABRI saat itu telah dianulir berdasarkan putusan pengadilan yang dirilis pada tahun 2000.

Mayjen TNI Untung Budiharto.
Mayjen TNI Untung Budiharto. (Tribunnews.com)

"Pangdam Jaya sebetulnya kalau dari segi hukum kan sudah menjalani apa yang kemudian waktu itu diputuskan oleh pengadilan,” ujar Andika Perkasa di Rindam III Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (12/1/2022). 

“Waktu itu namanya masih Mahkamah Militer Agung, sudah diputuskan dan berkekuatan hukum tetap dan sudah dijalani," imbuhnya.

Baca juga: DAFTAR Lengkap Panglima TNI Sejak 1945: Dari AU dan AL Masing-masing Baru Ada Dua

Atas dasar itu, Panglima TNI mempromosikan Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya, menggantikan Mulyo Aji yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. 

"Jadi, memang secara hukum, tidak ada lagi yang kemudian harus dilakukan oleh mereka yang pada saat itu mendapatkan hukuman, ya," katanya.

Sementara terkait kekosongan Jabatan Pangkostrad, Andika Perkasa mengatakan, tidak ada masalah apa pun hanya soal waktu.

 "Tinggal menunggu wanjakti-nya saja, itu akan dilakukan paling lama dua minggu dari sekarang,” ujarnya.

“Jadi memang wanjakti itu dilakukannya setiap tiga bulanan, tidak setiap saat supaya tidak terlalu menyita waktu," katanya. 

Menurutnya, meski Pangkostrad saat ini masih kosong, secara fungsi Kostrad tetap berjalan karena semua sudah ada rantai komandonya.

"Jadi hanya soal waktu, semuanya sudah ada rantai komandonya, jadi sudah disusun. Jadi, kalau komandan berhalangan masih ada wakilnya, semuanya masih berfungsi," ucapnya.

Pangdam Jaya baru

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mempromosikan teman seangkatannya di Akademi Militer (Akmil) 1987, Mayjen TNI Mulyo Aji dari jabatan Pangdam Jaya menjadi Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Seskemenko Polhukam). 

Sebagai pengganti Mayjen TNI Mulyo Aji di posisi Pangdam Jaya, Jenderal Andika kemudian menunjuk Mayjen Untung Budiharto.

Mayjen Untung adalah alumni Akmil 1988, atau adik angkatan di bawah Jenderal Andika. 

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Staf Khusus Panglima TNI sejak tahun 2021. 

Untung juga pernah menjadi Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) I/Bukit Barisan (2019—2020),
Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (2020), dan Sekretaris Utama BNPT (2020—2021). 

Untung Budiharto juga pernah menjadi anak buah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Untung bergabung dengan Tim Mawar, Grup IV Kopassus saat Prabowo Subianto menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Saat itu Untung masih berpangkat kapten. 

Tim Mawar adalah tim kecil yang dibuat oleh Grup IV Kopassus pada tahun 1998. 

Tim ini merupakan dalang dari operasi penculikan belasan aktivis politik pro-demokrasi menjelang berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pada 1998. 

Terdapat 14 aktivis yang ditangkap oleh Tim Mawar, tetapi sembilan diantaranya berhasil dipulangkan, sementara terdapat beberapa tawanan lain yang berstatus hilang, salah satunya Wiji Thukul. 

Setelah terjadinya reformasi, semua anggota Tim Mawar kemudian diseret menjalani persidangan di Pengadilan Militer Jakarta. 

Untung yang saat itu masih berpangkat Kapten (Inf) divonis 20 bulan penjara dan dipecat sebagai anggota TNI bersama sejumlah anggota Tim Mawar lainnya. 

Sementara Komandan Tim Mawar Mayor (Inf) Bambang Kristiono divonis 22 bulan penjara dan dipecat sebagai anggota TNI. 

Beberapa prajurit lainnya juga divonis penjara meskipun tak dipecat sebagai anggota TNI.   

Namun, lima prajurit yang dipecat mengajukan banding pada tahun 2000, termasuk Untung Budiharto.

Putusan banding kemudian menyebutkan Untung Budiharto hanya dihukum dua tahun enam bulan penjara tanpa dikenakan sanksi pemecatan.

Berikut daftar anggota Tim Mawar yang mendapat jabatan, selain Mayjen Untung Budiharto:

1. Brigjen Dadang Hendra Yudha

Brigjen Dadang Hendra Yudha merupakan Kepala Unit I Tim Mawar.

Pada tahun 2020, atasan Brigjen Dadang semasa di Tim Mawar yang kini menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengangkat Brigjen Dadang menjadi Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan.

Sebelumnya, Brigjen Dadang menjabat sebagai Kepala Biro Umum Sekretariat Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

2. Brigjen Yulius Selvanus

Brigjen Yulius Selvanus menjabat sebagai Kepala Unit II Tim Mawar.

Bersamaan dengan Brigjen Dadang, Brigjen Yulis ditarik oleh Prabowo ke Kemenham.

Ia diberi jabatan sebagai Kepala Badan Instalasi Strategis Pertahanan Kemenhan.

Keputusan itu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 166/TPA Tahun 2020 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo, Rabu (23/9/2020).

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Danrem 181/Praja Vira Tama Komando Daerah Militer (Kodam) XVIII/Kasuari. 

3. Mayjen (Purn) Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan

Chairawan merupakan komandan Tim Mawar.

Prabowo Subianto kemudian mengangkat Chairawan menjadi Asisten Khusus Kemenhan.

4. Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi

Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi mendapat posisi sebagai Staf Ahli Bidang Politik Kemenham.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Staf Ahli Ka BIN Bidang Sosbud BIN.

Pengangkatan itu berdasarkan urat keputusan Panglima TNI Nomor Kep/92/I/2020 pada 31 Januari 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved