Minyak Goreng
Pedagang Sembako di Pasar Anyar Menjerit Pelanggannya lari ke Minimarket untuk Beli Minyak Goreng
Operasi pasar yang dilakukan di minimarket terhadap satu harga minyak goreng, berdampak bagi pedagang sembako.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Operasi pasar yang dilakukan di minimarket terhadap satu harga minyak goreng, berdampak bagi pedagang sembako.
Pedagang sembako yang berada di Pasar Anyar, Tangerang, mengeluh akibat harga minyak goreng yang meroket tajam lebih 60 persen.
Kenaikan harga minyak tersebut terjadi pada seluruh jenis minyak, mulai dari minyak curah hingga minyak kemasan bermerk berukuran satu dan dua liter.
Salah satu pemilik Kios Sembako di Pasar Anyar, Ayung mengatakan, kenaikan harga minyak tersebut terjadi pada seluruh jenis minyak, mulai dari minyak curah hingga minyak kemasan bermerk berukuran satu dan dua liter.

"Iya kenaikan harga minyak saat ini sangat tinggi sekali, sekarang ini minyak kemasan yang ukuran satu liter saja harganya sudah Rp 22 ribu sampai Rp 24 ribu," ujar Ayung, salah satu pedagang di Pasar Anyar, Tangerang kepada tribuntangerang.com, Jumat (21/1/2022).
Sayangnya, kenaikan ini tidak berimbas pada kenaikan transaksi penjualan.
Ayung merasa bingung harus mengambil langkah bagaimana.
Sebab, pelanggan terus berkurang bukan hanya kenaikan harga, melainkan operasi minyak murah yang digelar di minimarket sejak Rabu (19/1/2022) lalu.
Baca juga: POLRI Ingatkan Spekulan yang Borong dan Timbun Minyak Goreng, Terancam Pidana 5 Tahun Penjara
"Saya bingung harus bagaimana lagi, harga minyak lagi melambung tinggi, tiba-tiba di minimarket ada minyak murah. Kalau sudah begini mau gimana kita pedagang kecil ini, mau menurunkan harga enggak mungkin, apalagi mau naikin, sudah pusing saya," keluh Ayung.
Lebih lanjut pedagang sembako lainnya, Engguan menambahkan, akibat kenaikan harga minyak tersebut, para pelanggannya kini mulai mengurangi jumlah pembelian minyak.
Pasalnya, imbas meningkatnya harga minyak itu tidak hanya terjadi pada pemilik toko sepertinya, melainkan para pedagang kecil seperti pedagang gorengan ataupun pedagang pecel lele.
"Pastilah berimbas untuk sisi penjualan, terutama pedagang-pedagang kecil yang berjualan di pinggir jalan, mereka semua pada protes dan mengeluh," terangnya.

"Mau tidak mau mereka harus mengurangi pembelian minyak, misalnya biasa beli dua atau tiga kilogram, sekarang cuma beli minyak satu kilogram saja. Mau tidak mau mereka harus begitu, biar usahanya bisa tetap berjalan," jelasnya.
Oleh sebab itu, Engguan mengharapkan kepada pemerintah agar dapat mengontrol harga jenis bahan pokok masyarakat tersebut.
Pasalnya, saat ini usaha masyarakat baru kembali berkembang pasca terpaan Pandemi Covid-19.