Imlek

Pedagang Burung Pipit di Vihara Boen San Bio Tangerang Raup Rp 1,6 Juta saat Imlek

Melepas burung pipit ke alam bebas menjadi salah satu tradisi etnis Tionghoa saat Tahun Baru Imlek.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro
Oman, pedagang burung pipit berjualan di depan Vihara Boen San Bio, meraup untung hingga Rp 1,6 juta sehari saat perayaan Imlek, Selasa (1/2/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Melepas burung pipit ke alam bebas menjadi salah satu tradisi etnis Tionghoa saat Tahun Baru Imlek.

Tradisi tersebut tentu membuat pedagang burung pipit yang biasa berjualan di depan vihara bisa meraup keuntungan lebih.

Salah satunya Oman, pedagang burung pipit yang berjualan di depan Vihara Boen San Bio, Pasar Baru, Kota Tangerang.

Dalam sehari, Oman mampu menjual 800 ekor burung pipit. Harga satu ekor burung pipit  Rp 2.000.

Oman pun mampu meraup omzet mencapai Rp 1,6 juta hasil penjualan dari 800 ekor burung pipit.

"Alhamdulillah kalau acara umat Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek ini, burung pipit yang saya bawa selalu habis terjual dan meraih pendapatan Rp 1,6 juta dalam satu hari," ujar Oman, Selasa (1/2/2022).

Baca juga: Warga Tionghoa Rindu Atraksi Barongsai dan Liong saat Perayaan Tahun Baru Imlek

Baca juga: Arief R Wismansyah Tinjau Persiapan Vihara Jelang Tahun Baru Imlek

Burung pipit dijajakan di depan Vihara Boen San Bio, Kota Tangerang, saat Tahun Baru Imlek, Selasa (1/2/2022). Harga burung pipit ini ditawarkan Rp 2.000 oer ekor.
Burung pipit dijajakan di depan Vihara Boen San Bio, Kota Tangerang, saat Tahun Baru Imlek, Selasa (1/2/2022). Harga burung pipit ini ditawarkan Rp 2.000 oer ekor. (Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro)

Dia menambahkan, jumlah burung pipit yang dibeli warga Tionghoa yang untuk dilepaskan kembali tersebut beragam.

Umumnya, mereka membeli burung pipit seharga 50.000 atau sebanyak 25 ekor.

Dia menyediakan berbagai wadah yang digunakan sebagai tempat untuk menjual burung pipit tersebut, kantong  kresek, kardus berukuran sedang, hingga sangkar burung.

"Para jemaat biasanya membeli burung untuk dilepaskan setelah beribadah. Dan membelinya juga bermacam-macam, enggak berpatokan pada berapa ekor burung," kata dia.

"Tapi umumnya sih mereka beli 25 ekor seharga Rp 50.000. Kalau masih 25 ekor saya siapkan kresek untuk tempat burungnya."

"Tapi saya juga sediakan macam-macam tempat burung lagi, misalnya kardus kecil bagi yang memberi 50 ekor burung, dan juga ada sangkar burung bagi mereka yang membeli 100 ekor."

"Kalau untuk yang beli 100 ekor, biasanya sangkar burungnya saya bawain ke dalam vihara, nanti si pembeli tinggal ambil dan lepasin burung pipitnya," katanya.

Oman menjelaskan, dia telah berdagang burung pipit di depan Vihara Boen San Bio sejak tahun 2004.

Namun, dia hanya berjualan di depan vihara saat hari-hari besar perayaan etnis Tionghoa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved