Buaya Berkalung Ban Tertangkap, Begini Nasibnya Setelah Empat Jam di Darat
Penangkapan buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah, mendapat perhatian besar dari warga
Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), berhasil ditangkap, Senin (7/2/2022) malam.
Upaya penangkapan buaya tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun. Sekitar empat tahun lalu, Panji Petualang juga sudah berusaha menangkap buaya berkalung ban. Namun upaya itu belum membuahkan hasil.
Pihak BKSDA Sulteng menyatakan ban sepeda motor melingkari leher buaya itu sejak tahun 2016. Diduga, ban tersebut dipasang oleh warga yang hendak menjadikan buaya itu sebagai peliharaan.
Ban motor tersebut semakin mencekik leher buaya ketika reptil yang berada di puncak rantai makanan tersebut tubuhnya bertambah besar seiring pertambahan umur.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng beberapa kali berupaya menangkap buaya tersebut. BKSDA juga pernah menawarkan hadiah bagi yang bisa menangkap buaya berkalung ban yang mendiami Sungai Palu.
Sempat menerjunkan petugas ke Sungai Palu selama dua pekan pada awal tahun 2020, BKSDA Sulteng akhirnya menghentikan upaya menangkap buaya berkalung ban.
Baca juga: Perjalanan Wisata Berakhir Duka, Sebagian Korban Memiliki Hubungan Keluarga
Upaya menangkap buaya itu juga dilakukan oleh ahli buaya dari Australia, Matt Wright dan Chris Wilson. Foresst Galante dan Tim Discovery Channel juga sudah mengerahkan kemampuan mereka. Namun semua upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Akhir kisah buaya berkalung ban terjadi Senin (7/11/2022) sore ketika Tili, warga Palu, mampu membebaskan buaya tersebut dari ban sepeda motor yang telah bertahun-tahun melingkari lehernya.
Tili menceritakan, sudah tiga pekan dia mencoba menangkap buaya itu atas kemauan sendiri. "Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ujarnya.
Selama tiga pekan terakhir, setiap sore, Tili memasang umpan yang terikat tali ke sungai sekitar. Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di tepi sungai untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil dimakan. "Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Tili, sambil memegang ban yang dilepas dari buaya.
Baca juga: Akhir Cerita Buaya Berkalung Ban, Tili Pasang Badan karena Merasa Iba
Senin (7/2/2022) sore, Tili kembali memasang umpan dan berhasil menangkap buaya berkalung ban. "Sempat lepas dua kali dari umpan, setelah maghrib baru berhasil," ucap dia.
Tili tak sendiri, warga setempat juga turut membantu. Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili dengan sigap mengikat buaya itu. Ban yang melingkari leher buaya tersebut kemudian dipotong.
Penangkapan buaya berkalung ban membuat heboh Kota Palu. Jalanan di sekitar lokasi penangkapan pun macet karena banyak warga yang datang untuk melihat buaya tersebut.
Petugas BKSDA dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palu juga datang ke lokasi. Petugas BKSDA memeriksa kondisi kesehatan si buaya.
Kurang lebih empat jam setelah penangkapan, petugas Damkar melepaskan buaya tersebut ke sungai. Pelepasan buaya sepanjang sekitar empat meter itu mendapat dukungan warga. (*)
Sumber: TribunPalu.com