Lifestyle
Melihat Langsung Kain Tenun Ikat dari Flores yang Berusia 85 Tahun, Tetap Cantik dan Tidak Pudar
Melihat Langsung Kain Tenun Ikat dari Flores yang Berusia 85 Tahun, Tetap Cantik dan Tidak Pudar di Pameran Adi Wastra Nusantara 2022.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, SEMANGGI - Indonesia memiliki banyak kain yang memikat.
Salah satunya kain tenun ikat Flores.
Terbang dari Maumere, Nusa Tengga Timur (NTT), pengrajin bernama Cletus membawa 300 lembar kain tenun ikat untuk dipamerkan di acara Pameran Adi Wastra Nusantara 2022.
Di pameran yang digelar di JCC Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu deretan kain tenun dari kelompok pengrajin Sanggar Budaya Dokatalatana, Kabupaten Sika, Maumere, Flores NTT dipamerkan.
Warna biru, kuning, cokelat, dan merah bata tersusun cantik di kain-kain tenun tersebut.
Baca juga: Jangan Dipakai Seumur Hidup! Usia Masker Kain Paling Lama Cuma 6 Bulan
Di stand Tenun Flores NTT juga terdapat sebuah alat tenun yang dibawa langsung dari Maumere.
Pengrajin kain tenun ikat itu sengaja didatangkan dari Maumere untuk memamerkan salah satu kain khas tradisional Indonesia di Pameran Adi Wastra Nusantara 2022.
Rencananya, Cletus berada di Jakarta hingga Minggu (13/2/2022).
"Kami bawa 300 lembar kain tenun dari Maumere ke sini. Kami dari desa tenun, kami kelompok penenun," ujar Cletus ditemui di lokasi pameran Rabu (9/2/2022).
Cletus memastikan semua kain yang dibawanya ialah murni buatan tangan.
Baca juga: Modifikasi Kue Tradisional ala Gethuk Wisanggeni agar tak Kalah dengan Makanan Kekinian
Kain-kain itu dibuat oleh pemuda-pemuda desa yang dibina untuk meneruskan budaya tenun ikat flores.
Seluruh kain tenun juga dikerjakan dengan kesabaran.
Satu kain tenun bisa dikerjakan hingga satu tahun lamanya.
Pembuatan yang lama juga berbanding lurus dengan keawetan kain tersebut.
Bagi orang-orang Flores, kain tenun merupakan warisan dari nenek moyang.
Baca juga: Provinsi Banten Juara Umum Pekan Olahraga Tradisional Nasional di Bangka Belitung
Dibawa dari Maumere, Cletus menunjukan sebuah kain tua berusia 85 tahun.
Kain itu merupakan warisan dari neneknya dan disimpan apik oleh keluarganya.
"Diperkirakan nenek mengerjakan kain ini ketika mama masih dalam perut. Dan mama meninggal di usia 85 tahun jadi itulah usia kain tersebut," jelasnya.
Meski sudah berusia 85 tahun, warna dari kain itu terlihat tidak pudar sama sekali.
Ternyata tenun ikat dibuat dengan pewarna alami seperti dari kunyit dan daun katuk.
Baca juga: Menteri Perdagangan: Aplikasi PeduliLindungi Belum Siap Diterapkan di Pasar Tradisional
Karena kerumitan pembuatan dan kualitas bahan, harga kain yang ditawarkan mulai dari Rp1 juta.
Namun, selain kain, Cletus juga membawa aksesoris khas Maumere seperti gelang-gelang tenun.
Harga gelang hanya Rp30 ribu.
Cletus hanya lima hari berada di Jakarta.
Namun, apabila warga Jakarta tertarik dengan kain tenun dari pengrajin Sanggar Budaya Dokatalatana, Kabupaten Sika, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) maka bisa hubungi telepon dan what's app 081372290368. (Des)