Pandemi Covid19
Pentingnya Daya Tahan Tubuh di Tengah Meroketnya Kasus Omicron
Dua kali vaksinasi tidak cukup. Harus memberikan dosis booster yang melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh.
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Data menunjukkan pada varian delta, penyakitnya memang lebih berat. Kalau Omicron, ringan.
Tapi, yang perlu di waspadai, gejala ringan terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda.
Tetapi, untuk kelompok tertentu, contohnya orang lanjut usia, orang kormobid (penyakit bawaan yang kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak gejala ringan.
Dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular.
Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi.
Baca juga: Omicron pada Anak Patut diwaspadai, Bila Terkena Kerap Membutuhkan Perawatan
“Jangan terlalu meremehkan, karena ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi,” papar dr. Erlina dalam webinar yang dilakukan dengan Soho Global Health dengan tema ‘Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Mencegah Penularan Covid’ belum lama ini.
Prof.Dr. dr. Iris Rengganis Sp.PD-KAI mengatakan, meningkatkan daya tahan tubuh jadi penting di tengah omicron yang meningkat dan orang sudah mulai beraktivitas offline.
Ia mengingatkan, saat ini dua kali vaksinasi tidak cukup. Harus memberikan dosis booster atau dosis penguat.
Dosis penguat ini menjadi sangat penting, karena itu akan melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi.
Selain itu, sistem daya tahan tubuh seseorang berbeda-beda dan bersifat individual.
Baca juga: Tidak Selalu Ringan, Ada Kelompok yang Rentan Terkena Omicron dengan Gejala Lebih Berat
Mulai dari genetis, microbio, infeksi sebelumnya, indeks masa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya kormobid, termasuk status psikis emosional.
Semuanya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi sistem imun tubuh seseorang.
“Penanganan setiap orang itu harus case-by-case atau tailor made bergantung pada kondisi masing-masing orang. Namun, penanganan yang berlaku untuk semua orang adalah upaya Prokes (protokol Kesehatan), ini yang nomor satu,” tegas Prof. Iris.
Ia mengatakan, percuma bila kita sudah makan sehat, tidur cukup, dan tidak stress, tapi tidak Prokes.
“Masing-masing punya perannya sendiri-sendiri. Semua itu harus dijalankan bersamaan. Artinya semuanya itu saling melengkapi, bukan saling menggantikan,” imbuh Prof Iris.
Baca juga: Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh meskipun Sudah Vaksinasi Covid-19