Tandai 100 Tahun Kehadiran di Indonesia, FFI Luncurkan Kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia
Ada sosok yang beri kontribusi untuk kemajuan keluarganya, serta memberi dampak pada lingkungannya segera daftarkan ke kampanye Pahlawan Keluarga FFI
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Seratus tahun sudah perusahaan susu, Frisian Flag Indonesia (FFI) hadir di Indonesia.
Kehadiran seabad itu, ditandai dengan meluncurkan meluncurkan kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia.
Melalui kampanye ini, FFI menyebarkan semangat progresif kepada lebih banyak orang - semangat untuk terus bergerak maju bersama, menghadapi berbagai tantangan, menuju diri, keluarga dan bangsa yang lebih kuat.
Pada peluncuran kampanye ini, FFI menghadirkan narasumber-narasumber inspiratif: Sosok Disabilitas Inspiratif dan Pahlawan Kemajuan Keluarga Pilar Sehat, Ponijo; Peternak Wanita Inspiratif dan Pahlawan Kemajuan Keluarga Pilar Sejahtera, Mita Kopiyah; Petani Inspiratif dan Pahlawan Kemajuan Keluarga Pilar Selaras, Musodikun; Sutradara Wanita Indonesia, Nia Dinata; serta Host Kick Andy & Founder Benihbaik.com, Andy F. Noya, pada acara konferensi pers virtual 'Kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga', Selasa (22/2/2022).

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyampaikan, di balik setiap keluarga terdapat sosok yang dengan caranya masing-masing, memberikan inspirasi untuk menjadi kuat dan terus maju.
Bukan hanya untuk keluarganya sendiri, tapi juga untuk keluarga-keluarga lainnya.
"Sosok-sosok inspiratif pahlawan kemajuan keluarga, kerap kita temukan di sekitar kita. Mereka yang dengan upayanya, mampu mengatasi berbagai tantangan dan keterbatasan, demi mencapai kemajuan yang diinginkan," kata Andrew.
Pada kesempatan itu ditampilkan tiga sosok inspiratif yang gigih.
Baca juga: Meresmikan Monumen Pahlawan Covid-19 Jawa Barat, Wapres Maruf Amin Ingatkan Pandemi Belum Berakhir
Ponijo yang merupakan seorang disabilitas mampu menghalau keterbatasannya, dan berjuang memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga, serta anak-anak yang membutuhkan di sekitar tempat tinggalnya. Penghasilannya dari jualan koran dan kanebo, ia sisihkan untuk membelikan susu kepada anak-anak di sekitarnya.
Ia berharap anak-anak jangan tumbuh seperti dirinya.
Mita Kopiyah, dengan ketangguhan dan semangatnya mengelola peternakan sapi perah berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan menginspirasi keluarga-keluarga peternak sapi perah lain di wilayahnya.
Ia punya tagline, lebih baik capek bekerja daripada capek mencari pekerjaan. Berawal merawat sapi perah orang lain, lewat kegigihannya akhirnya ia berhasil memiliki 21 sapi perah sendiri.

Keberhasilan ini pun membawa Mita menginjakan kakinya ke Belanda sebagai perwakilan peternak perempuan.
Sementara Musodikun sebagai peternak dan petani, ia punya peran menciptakan keselarasan lingkungan melalui pengelolaan limbah kotoran ternak, yang didayagunakan menjadi pupuk organik.
Bukan hanya memberikan peluang ekonomi baru, tapi juga mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi. Semangatnya juga berhasil menggerakkan rekan sejawat lainnya untuk menjalankan aksi yang serupa.