Kriminal
Kronologi Penangkapan Pelaku Pemalsuan Hasil Tes Swab Antigen, Hasil Tes Ada di PeduliLindungi
Pemalsuan hasil tes swab antigen di Bandara Internasional Soekarno Hatta terkoneksi dalam aplikasi PeduliLindungi.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
Tiga dari empat orang pelaku yang dibekuk merupakan petugas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta atau Bandara Soetta.
Sedangkan seorang lainnya merupakan warga Kampung Melayu Barat, Tangerang.
"Kami berhasil mengamankan empat orang yang melakukan praktik pembuat surat keterangan hasil antigen palsu di wilayah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang," ujar Sigit Dani Setiyono, Jumat (25/2/2022).
"Dari empat pelaku yang kita tangkap ini, tiga di antaranya oknum petugas Bandara Soetta, sedangkan seorang lainnya warga sipil," ujarnya.
Baca juga: Pelaku Pemalsuan Shampo dan Minyak Rambut Dibekuk, Produk Palsu Pasang Merk Terkenal
Baca juga: Olivia Nathania Jalani Pemeriksaan Tambahan Dugaan Pemalsuan Surat Masuk CPNS
Peran berbeda
Sigit Dani Setiyono menjelaskan, empat pelaku tersebut memiliki peran masing-masing dalam menjalankan aksinya.
"Target sasaran mereka adalah penumpang penerbangan yang berangkat dari Bandara Soetta dan belum melakukan pemeriksaan swab antigen," katanya.
Sigit menjelaskan, MSF, berperan sebagai pencari orang yang perlu surat kesehatan untuk proses penerbangan tanpa melalui mekanisme pemeriksaan kesehatan.
S berperan sebagai perantara dari MFS kepada HF, agar MSF mendapatkan surat kesehatan sebagai syarat penerbangan untuk diserahkan kepada calon penumpang.
HF berperan sebagai perantara antara S dan memberikan data calon penumpang yang memesan surat antigen palsu kepada AR.
AR bertugas sebagai pembuat surat keterangan hasil negatif swab antigen palsu dengan menggunakan ponsel.
"Setiap pembuatan surat hasil antigen ini, para pelaku mematok harga sebesar Rp 200.000 kepada penumpang yang membuat surat hasil antigen," ujarnya.
Keuntungan dari penjualan surat hasil antigen palsu dibagikan para pelaku secata rata.
Setiap pelaku dari setiap penumpang masing-masing meraih keuntungan Rp 50.000.
Menurut Sigit, para pelaku tersebut telah menjalankan aksinya sejak lima bulan terakhir dan meraup keuntungan lebih dari Rp 60 juta.