Jangan Investasi di Kripto Sebelum Tahu Seluk-beluknya

Selama tahun 2021, terdapat lebih dari 7,4 juta pemilik cryptocurrency yang ada di Indonesia, atau meningkat 85 persen dibandingkan tahun 2020.

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Ilustrasi cryptocurrency 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Indonesia kini menjadi salah satu market aset kripto terbesar di dunia dengan pertumbuhan yang sangat pesat.

Selama 2021, terdapat lebih dari 7,4 juta pemilik cryptocurrency yang ada di Indonesia, atau meningkat 85 persen dibandingkan tahun 2020.

Tahun lalu, sebuah laporan dari startup pendidikan blockchain Australia menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi dalam daftar negara dengan minat terbesar pada crypto.

Menurut laporan tersebut, jumlah pencarian Google pada cryptocurrency, NFT, dan blockchain di Indonesia melonjak selama dua belas bulan terakhir dibandingkan dengan negara lain. Indonesia juga mengalami salah satu peningkatan tertinggi terkait keterlibatan dengan artikel crypto secara global.

Baca juga: Ahmed Zaki Iskandar Luncurkan Podcast Si Jabrik sebagai Ajang Promosi Produk UMKM

Awal tahun ini, Indonesia juga menjadi sorotan global awal setelah seorang mahasiswa, Sultan Gustaf Al Ghozali, berhasil menjual swafoto dirinya dalam bentuk NFT “Ghozali Everyday” dan meraup untung hingga 1 juta USD.

Syammas P Sarbini dari Komunitas NFT Indonesia mengingatkan masyarakat agar tidak terburu-buru dalam berinvestasi.

“Ghozali Everyday adalah anomali. Siapa pun yang ingin menjelajahi dunia NFT dan blockchain perlu fokus pada komunitas dan pertumbuhan, bukan pada menghasilkan uang dengan mudah,” ujarnya di webinar membahas topik “Mengenal Dunia NFT dan Blockchain” yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dan Siberkreasi, bulan lalu.

Baca juga: Memililh di Condet untuk Membuka Resto Pertamanya, Dapoer Jameela Andalkan Menu Ayam Geprek

Di webinar tersebut, Syammas memang serius menyoroti pentingnya memahami platform, baik risiko maupun peluang, dibandingkan hanya sekadar mengikuti arus.

Dennis Adhiswara, seorang kolektor NFT yang juga jadi pembicara webinar juga mengungkapkan pendapat serupa. Dia berbagi pengalamannya dalam memilih dan mengoleksi karya seni NFT.

“Nilai dan potensi nyata NFT terletak pada teknologinya. Masyarakat perlu memahami dan mengetahui seluk beluk teknologi yang mendukungnya, memahami tantangannya, dan melindungi diri dari penipuan,” ujar Dennis.

Baca juga: Dubes Rusia Tegaskan Putin Tak Berniat Pakai Nuklir, Senjata Nuklir Hanya untuk Bertahan

Untuk mengantisipasi risiko dalam berinvestasi NFT, pemerintah telah menjalankan berbagai program literasi digital untuk mengedukasi masyarakat Indonesia, khususnya terkait keamanan navigasi teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan untuk dapat mengoptimalkan inovasi.

Seri webinar yang digulirkan ini untuk mengedukasi anak muda sekaligus memuat berbagai pengetahuan tentang NFT dan Blockchain serta sebagai bagian dari kampanye #MakinCakapDigital.

Lewat program ini publik diedukasi, khususnya dalam merespon lonjakan minat terhadap cryptocurrency dan blockchain di kalangan anak muda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Baca juga: Sebagian Pedagang Kuliner Pasar Lama Bakal Dipindah ke Metropolis Mall

Pembicara lain yang hadir di webinar ini adalah Bhredipta Socarana dari Youth IGF (Forum Tata Kelola Internet). Bhredipta Socarana banyak membahas tentang literasi digital seputar sistem blockchain, implementasinya, serta sejauh mana pengguna di Indonesia paham mengenai manfaat dan potensinya. (*)

 

Sumber: Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved