Tabung APAR Meledak Tewaskan Satu Orang di Pondok Aren, Ini Tips Aman Pengunaan APAR
Tabung APAR Meledak Tewaskan Satu Orang di Pondok Aren, Ini Tips Aman Pengunaan APAR dari Damkar Kota Tangsel
Penulis: Rizki Amana | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Apa jadinya bila memiliki tabung alat pemadam api ringan (APAR) untuk mencegah kebakaran dan kehilangan nyawa.
Namun, ternyata tabung itu justru meledak dan membuat nyawa seseorang hilang.
Insiden satu unit tabung APAR meledak hingga menewaskan seorang pemiliknya berinisial SK (40), terjadi di Perumahan Pajak, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin (27/3/2022) sore.
"Iya betul tabung APAR meledak," kata Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Aldo Primananda Putra saat dikonfirmasi, Pondok Aren, Kota Tangsel, Selasa (28/3/2022).
Baca juga: Korsleting Listrik jadi Penyebab Terbanyak Kebakaran di Jakarta, ini Pencegahannya
Aldo menuturkan pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait meledaknya tabung APAR tersebut.
"Belum tahu, masih kita selidiki," katanya.
Adapun, kata Aldo korban langsung meninggal dunia saat ledakan satu unit tabung APAR tersebut terjadi.
"1 orang meninggal," ungkapnya.
Namun, insiden tersebut jangan membuat takut memiliki APAR. Pasalnya tabung APAR tetap jadi pencegahan kebakaran yang meluas untuk menekan kerugian akibat kebakaran.
Baca juga: Ibu dan Dua Anaknya Tewas dalam Kebakaran Rumah di Radio Dalam
Tips Menyimpan APAR
Adanya insiden ledakan tabung APAR hingga menewaskan satu orang itu pun turut ditanggapi pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangsel.
Komandan Regu Damkar Kota Tangsel Pos Kasuari Ciputat, Fachrudin mengimbau agar masyarakat dapat memahami standar operasional prosedur (SOP) dalam menggunakan dan penyimpanan APAR.
"Ya kalau di rumah, APAR itu digunakan sesuai SOP. Kalau menaruhnya jangan di bawah, harus di gantung di dinding di tempat yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga, yang sejuk saja dan tidak ruangan terbuka," kata Fachrudin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selularnya, Ciputat, Kota Tangsel, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: KISAH Petugas Damkar Cium Wangi Harum Jasad Santri Korban Kebakaran Pesantren Tahfiz Quran Karawang
Tips Menggunakan APAR
Selain itu, kata Fachrudin para pemilik APAR semestinya dapat mempelajari buku panduan dalam menggunakan APAR.
Hal itu guna menghindari adanya kecelakaan saat menggunakan alat pemadam kebakaran tersebut.
"Kalau untuk penggunaannya itu kan tabung ada tekanan yang cukup tinggi. Bisa berbahaya kalau kita menggunakannya tidak sesuai SOP," ungkapnya.
Fachrudin menjelaskan saat menggunakannya, para pengguna wajib meletakkannya terlebih dahulu di lantai dengan posisi APAR tegak berdiri serta memastikan jauh dari keberadaan orang sekitar.
Kemudian posisi badan pengguna harus berjarak satu lengan orang dewasa dengan APAR yang akan digunakannya.
Baca juga: Pesawat China Eastern Airlines Berisi 132 Orang Jatuh di Pegunungan dan Timbulkan Kebakaran Hutan
Setelah itu, pengguna akan mencabut safety pin yang terletak pada kepala tabung APAR tersebut.
Saat mencabutnya, kata Fachrudin, posisi kepala pengguna tak diperbolehkan berada tepat di atas tabung APAR.
"Terus ketika kita menggunakan APAR posisi tubuh harus yang benar, enggak boleh kita ketika mencabut pin APAR dengan posisi kepala kita ada di atasnya. Karena ketika dibuka pinnya itu takutnya tabung terbang ke atas karena tekanan yang tinggi dan menghantam kepala kita," ungkapnya.
Setelah melakukan langkah tersebut, pengguna harus memastikan selang APAR berada pada posisi berlawan dengan tubuhnya dan menyerong ke atas.
Baca juga: Penyebab Kebakaran Ponpes Miftahul Khoirot Karawang Diduga dari Percikan Api Kipas Angin
Usai memastikan APAR dapat berfungsi, pengguna diminta untuk mengarahkan selang APAR secara lurus sebelum mengarahkan ke titik api yang dituju tanpa memainkan posisi selang ke kanan dan kiri.
"Selang APAR harus dalam posisi agak mengarah ke atas jangan ke samping atau ke bawah begitu. Karena pas kita lepas safety pin tekanan dan menekan kepalanya tekanan keluar, serbuknya juga keluar," kata Fachrudin.
"Kenapa harus agak ke atas karena takutnya kalau ke depan atau ke samping itu takut ada terkena orang karena jangkauan jauh juga itu bisa mencapai 4 meter lebih," pungkasnya. (riz)