Kebakaran
Korsleting Listrik jadi Penyebab Terbanyak Kebakaran di Jakarta, ini Pencegahannya
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat mengatakan penyebab kebakaran di ibukota 70-80 persen disebabkan listrik
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat buka suara terkait kebakaran yang kerap kali terjadi di Ibu Kota belakangan ini lantaran disebabkan adanya korsleting listrik.
Menurutnya, Ibu Kota dalam kurun waktu setahun telah terjadi kebakaran sebanyak 1.000 kejadian. Dalam artian, satu hari saja bisa tiga kali terjadi kebakaran.
"Masalah kebakaran kan menjadi sebuah hal yang kadang-kadang sering terabaikan sama kita padahal di Jakarta itu bisa setahun bisa 1.000 kali. Artinya sehari bisa tiga kali. Nah, penyebab utamanya 70-80 persen itu dikatakan dari listrik," ucapnya saat dihubungi, Senin (21/3/2022).
Yayat juga menekankan bahwa masyarakat harus bisa memastikan bahwa aliran listrik di tempat tinggalnya terpasang dengan aman sesuai prosedur yang ada.
Baca juga: Ibu dan Dua Anaknya Tewas dalam Kebakaran Rumah di Radio Dalam
"Nah, kalau misalkan dipasang tidak benar bahannya juga tidak benar. Artinya kualitas tidak memenuhi persyaratan otomatis bisa menjadikan masalah," jelas dia.
"Jadi cara pemasangan listriknya tidak profesional kemudian menggunakan bahan-bahan yang tidak memenuhi standar dan secara pemasangan penyambungan apalagi pada jaringan yang baru juga tidak tepat, itu juga menjadi faktor penyebabnya," ungkap dia.
Sehingga, Yayat pun berharap masyarakat dapat melakukan pengecekan rutin instalasi listrik dan memastikan kabel-kabel tidak terbuka serta terpasang denga baik.
"Kalau setiap pemasangan listrik dicek apakah ada instalasi tambahan kedua pemakaian, cara pemakaian misalnya satu sumber ditumpuk-tumpuk ketika mau menyambung pakai kabel cepat panas mudah meleleh dan korsleting," jelas dia.
Baca juga: Viral Cerita Petugas Cium Wangi Saat Evakuasi Jasad Santri Korban Kebakaran Pesantren Tahfiz Quran
Yayat berharap masyarakat juga tidak menggunakan perlengkapan elektronik rumah tangga secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan mesin panas dan muncul korsleting listrik.
"Masyarakat itu 24 jam menggunakan instalasi listrik ya, karena di lingkungan padat Kipas, Televisi, 24 jam digunakan, kalau begitu terus kan mesin bisa panas perlu di instirahatkan, bahan-bahan juga perlu dicermati yang lain juga cek ada kabel terbuka apa dimakan tikus harus diperhatikan," ungkapnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa masyarakat harus bisa mengantisipasi apabila kejadian darurat seperti kebakaran terjadi.
"Karena bukan apa-apa kalau bencana banjir orang bisa menyelamatkan rumahnya tidak hilang. Kalau kebakaran itu bukan membuat orang nol lagi tapi minus semua asetnya hilang jadi ancamannya tuh lebih besar," ujar Yayat.
Baca juga: Kebakaran Terjadi di RSUD Pasar Rebo, Pasien IGD Dievakuasi
"Apabila ada korban jiwa ini lebih parah lagi karena banyak orang membuat sistem pengamanan rumahnya tuh kadang-kadang berlebihan sudah dipagar pakai teralis digembok dikunci semua," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui, satu keluarga bersama seorang baby sitter di Pulogadung tewas tersetrum di kamar mandi, Minggu (20/3/2022).
Para korban tewas itu tinggal di Jalan Pulomas Barat 12, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (20/3/2022).