Ramadan 2022
Kualitas Timun Suri Asal Karawang, Keras Walaupun Matang, Harum, dan Manis
Salah satu penghasil timun suri berasal dari Kawasan Perum Karawang Baru, Desa Karanganyar, Jawa Barat yang memiliki kualitas baik
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, KARAWANG----- Timun suri jadi buah musiman yang banyak dicari saat bulan Ramadan.
Salah satu penghasil timun suri berasal dari Karawang atau tepatnya di Kawasan Perum Karawang Baru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat .
Selain menghasilkan panen yang banyak, di kawasan yang juga dikenal sebagai 'Kota Mati' ini juga memiliki kualitas yang baik.
Bahkan tak tanggung-tanggung dalam musim panen menjelang puasa ini dapat menghasilkan 1.000 ton timun suri.
Baca juga: Kawasan Perum Karawang Baru Hasilkan Timun Suri, Sekali Musim Capai 1000 Ton
Akan tetapi, potensi itu tidak mendapatkan perhatian pemerintah.
"Iya bener pak, saya saja sekali musim panen 100 ton. Total di sini ada 600 petani, ya sekali musim panen bisa 1.000 ton ada," kata Ujang (50) salah seorang petani di lokasi Perum Karawang Baru.
Ujang menerangkan, tak hanya dapat menghasilkan timun suri yang cukup banyak dalam sekali musim panen. Juga kualitas timun surinya berkualitas.
Berbeda dengan timun suri di daerah lain, timun suri Perum Karawang Baru ini tetap keras ketika buahnya sudag matang. Tidak seperti kebanyakan timun suri lainnya yang lembek dan berair ketika kondisi matang.
Selain itu, wanginya harum dan tetap manis rasanya tidak terlalu hambar.

"Memang pada umumnya timun suri itu suka lembek atau berair dagingnya kalau pas matang. Tapi timun suri di sini mah engga tetap keras, harum dan juga engga terlalu hambar," ungkap dia.
Namun, Ujang mengeluhkan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Baik itu pembinaan para petani, bantuan traktor, bibit, pupuk apalagi permodalan.
Padahal, Ujang menilai jika ini mendapatkan sentuhan pemerintah. Diyakini Perum Karawang Baru bakal menjadi pusat timun suri bukan hanya di Karawang, tapi di Jawa Barat.
Apalagi kawasan ini sangat subur dan memiliki kualitas tanah yang bagus untuk bercocok tanam termasuk timun suri.
"Tapi ya itu engga ada bantuan apapun, boro-boro bantuan datang ke sini ngelihat aja engga," ungkap dia.
Baca juga: Marigold Garden Jadi Destinasi Instagramable di Karawang, Hadirkan 13.000 Kincir Angin
Menurut, jika ada perhatian pemerintah potensi timun suri ini bisa dimanfaatkan tak hanya satu tahun sekali ketika bulan puasa.
Akan tetapi satu tahun bisa sampai 5 kali, sebab timun suri ini sangat cepat kurang 2 bulan juga sudah bisa panen.
"Kan infonya timun suri ini bisa menjadi bahan baku sabun colek, nah itu bisa saja dikembangkan.Sekarang ini kita makan atau bisa kebeli baju atau barang ya pas mau puasa saja, diluar itu paling buat makan aja itu juga ya serabutan aja kerjanya," katanya.
Abah Iyom (55) petani timun suri Perum Karawang Baru juga mengeluhkan hal serupa.
Tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah, padahal ada potensi besar timun suri di wilayah ini.
"Teu aya pisan (tidak ada sama sekali) bantuan tuh," katanya.

Dia sudah 6 tahun menjadi petani timun suri sekaligus penjul.
Usai dipetik, timun suri itu dikumpulkan dan dijula kepada para pedagang timun suri dipinggir-pinggir jalan.
"Engga ada bantuan pemasaran sosialiasi, ya kita di sini sedatangnya saja sama dari mulut ke mulut sampai mulai terkenal sekarang ini," katanya.
Diketahui, Perum Karawang Baru ini dulunya adalah lahan kebun karet milik PTPN dengan luas sekira 1.200 hektare.
Baca juga: Kota Tangsel Tetapkan Operasional Restoran dari Siang hari hingga Pukul 21.00 WIB
Akan tetapi karena bangkrut, sejak tahun 1993 dipugar menjadi milik empat perusahaan itu milik keluarga cendana yakni PT Hutomo Mandala Putra, PT Graha Jati Indah, PT Adiyesta Cipta Tama, dan PT Sentra Bumilokatama.
Tapi, pada 1998 saat Orde Baru tumbang, pengelolaan perumahan mengalami permasalahaan terutama terkait pembayaran pajak sehingga pada 2015 hak guna bangunan dan hak guna usahanya tidak diperpanjang pemerintah
Lokasi Perum Karawang Baru itu akhirnya ditinggalkan developer dan penghuninya. Dan kini dikenal sebagai 'Kota Mati'. (MAZ)