Minyak Goreng
Pemerintah Akan Salurkan BLT Minyak Goreng Rp 100.000 per Bulan
Pemerintah akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng Rp 100.000 per bulan selama tiga bulan mulai April 2022.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Pemerintah akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng kepada masyarakat sebesar Rp 100.000 per bulan.
Bantuan tersebut diberikan selama tiga bulan, mulai April 2022.
Langkah menyalurkan BLT dilakukan guna membantu masyarakat karena harga minyak goreng di Indonesia yang semakin naik.
Pengamat Ekonomi, Bhima Yudhistira menilai kebijakan yang dilakukan pemerintah ini tidak menjawab persoalan utama, yakni tingginya harga minyak goreng.
“Tidak bisa menjawab persoalan tingginya harga minyak goreng, yang bisa dilakukan adalah kembali lagi kepada masalah utamanya perbaikan tata kelola dan penindakan hukum. Itu yang harusnya dilakukan saat ini, khususnya dalam kondisi Ramadan. Di mana permintaan minyak goreng biasanya meningkat 20 persen lebih dibandingkan bulan biasa," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (3/4/2022).
Menurutnya, BLT minyak goreng Rp 100.000 per tidak akan menyelesaikan masalah tata kelola minyak goreng.
“Karena yang ditunggu masyarakat adalah keterjangkauan harga dan ada atau tidaknya pasokan minyak goreng,” katanya.
Baca juga: Paket Lengkap Ngabuburit di Pesisir Pulau Cangkir Tangerang, Tidak Hanya Pantainya yang Indah
Direktur Center of Economic and Law Studies ini menambahkan, selain penegakan hukum, akurasi data penerima minyak goreng menjadi hal penting untuk dibenahi.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo menjelaskan, kebijakan terkait BLT Minyak goreng untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
Dikatakan, saat ini, kenaikan harga minyak goreng disebabkan adanya situasi di pasar internasional.
Baca juga: Pemerintah Kota Tangerang Lantik 91 Kepala Sekolah dan 40 Pengawas Sekolah di Kota Tangerang
Pertama, kata Abaraham, di berbagai negara mulai melakukan relaksasi dari pandemi, sehingga aktivitas ekonomi bergerak.
Oleh karena itu, permintaan energi, temasuk minyak goreng meningkat.
Kemudian, permasalahan situasi geopolitik, di mana 73 persen ekspor dari minyak bunga matahari berasal dari Ukraina dan Rusia.
Namun, karena terjadi dinamika di negara tersebut, maka produsen bergeser ke minyak sawit yang membuat permintaan meningkat.
Baca juga: Balap Mobil dan Motor Pembalap Jalanan Tunggu Informasi Lengkap dari Dirlantas Polda Metro Jaya
"Tidak ada perubahan signifikan tata kelola dari bulan Juli-Februari, namun bagaimana situasi global yang banyak berubah. Di mana permintaan energi, terutama minyak bumi yang meningkat, akibat peningkatan minyak bumi, maka minyak sawit juga turut meningkat, sehingga, ini yang menjadi gap signifikan antara harga minyak goreng di dalam negeri dan luar negeri,” kata Abraham.