Ramadan 2022
Suningsih Menanti Uluran Tangan Demi Biaya Operasi Anak, Ingin Jual Rumah Tapi Tak Ada yang Beli
Kisah Pilu Suningsih, Tak Ada Uang, Nekat Jual Rumah Demi Biaya Operasi Anak Tapi Tak Ada yang Beli
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Suningsih (52), warga Kebon Pala Tanah Rendah RT 08, RW 07, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur meneteskan air mata mengisahkan perjuangannya untuk mencari dana guna biaya operasi putranya yang divonis tumor otak beberapa waktu lalu.
Tak punya uang, Suningsih mencoba menjual rumah yang ia dan anaknya huni saat ini.
Namun, usahanya tak berhasil.
"Tadi saya sudah mau jual gubuk (rumah) ini. Tapi karena mau digusur ya tidak ada yang mau," ucapnya saat ditemui di kediamannya baru-baru ini.
Baca juga: Terus Sakit Kepala Hingga Pingsan, Ahmad Divonis Tumor Otak, Berharap Bisa Segera Dioperasi
"Orang mau digusur, lagian rumahnya di pinggir kali! ," sambung Suningsih mengulangi kata-kata orang yang pernah ia temui saat menawarkan rumahnya.
Sebagai ibu, Suningsih menyebut apapun ia rela mempertaruhkan apapun demi biaya pengobatan putranya.
Ia takut kejadian yang menimpa suaminya dulu terjadi kepada putranya.
Kala itu, suaminya yang pecah pembuluh darah batal dioperasi karena tidak ada biaya. Hal itu membuat dirinya kehilangan sang suami tercinta hanya beberapa hari setelahnya.
Baca juga: Calon Suami Melanie Putria operasi Tumor Otak, Minta Didokan untuk Kesembuhanya
Trauma masa lalu, Suningsih kini mencari cara guna mencari dana, termasuk meminta uluran tangan pemerintah maupun swasta.
Sebelumnya, putra Suningsih, Ahmad Maulana (31) menjadi tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya.
Ahmad bekerja sebagai penyanyi yang kerap manggung di cafe atau hajatan.
Upahnya, digunakan untuk keperluan dapur.
Baca juga: Tes PCR akan dilakukan pada Pasien yang Berobat dengan Gejala Influenza di RS se-Kota Tangerang
Sementara Suningsih, awalnya berjualan nasi uduk setiap harinya, namun berhenti karena menyambut Ramadan, serta akibat persaingan dagang.
Namun, Februari lalu, Ahmad mengeluhkan sakit di kepalanya. Rasa sakit itu perlahan reda usai minum obat sakit kepala biasa.
Memasuki akhir Maret, sakit kepala anaknya kian parah bahkan membuat putranya berkali-kali pingsan dalam sehari.