Penemuan Hewan Langka

Satwa Liar Langka Katak Bertanduk Ditemukan di Pengunungan Sanggabuana Karawang oleh Tim SCF

Satwa liar langka dan unik ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat oleh Tim Eksplorasi Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Lilis Setyaningsih
istimewa
Tim Eksplorasi Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) berhasil mengidentifikasi katak bertanduk jawa di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana Karawang 

“Ini semakin memperkaya database keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana. Dan eksplorasi oleh Tim SCF ini merupakan bagian dari penyusunan pra kajian terkait usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi Taman Nasional," tambah Bernard.

Baca juga: Arief R Wismansyah Ajak Masyarakat Kota Tangerang Tingkatkan Kepedulian Terhadap Hewan

Dia berharap temuan-temuan ini segera direspon oleh para pemangku kebijakan.

Sebab, javan horned frog ini memang tidak masuk di daftar satwa yang dilindung sesuai Permen 106, tapi populasinya memang sudah jarang.

Katak bertanduk ini, jika ditemukan di Sanggabuana menjadi indikator positif, karena keberadaan katak ini sering dijadikan indikator lingkungan.

Kalau masih ada katak bertanduk berarti ekosistemnya masih bagus.

Paling tidak ini menjadi indikator juga untuk upaya pelestarian dan perlindungan yang dikerjakan SCF berada dijalur yang benar.

Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Tertular Virus Corona, tapi Bukan Jenis SARS-COV2 Penyebab Covid-19

"Keberadaan herpetofauna sangat penting dalam rantai makanan dan menjadi bioindikator lingkungan," tutur Bernard.

Sesuai namanya, katak unik ini mempunyai tanduk di kepala, tepatnya diatas kedua matanya.

Kedua tanduk katak dari suku Megophrydae ini sebenarnya adalah perpanjangan dermal pada bagian mata yang menyerupai tanduk.

Tanduk palsu atau tonjolan yang merupakan perpanjangan dermal ini tidak hanya ada di atas kedua matanya, tetapi juga tampak di bagian hidung yang meruncing.

Katak bertanduk jawa, di alam merupakan salah satu amphibi yang jago kamuflase.

Baca juga: Sepanjang Tahun 2021 Damkar Kota Tangsel Catat Ratusan Penyelamatan Hewan Liar dari Masyarakat

Katak ini biasa bersembunyi dibalik serasah daun di dasar hutan, hingga kadang disebut katak serasah.

Biasanya katak bertanduk jawa tidak banyak bergerak, dan aktif pada malam hari, hingga susah untuk ditemukan.

Katak endemik jawa ini mempunyai ukuran sampai sekitar 10 cm untuk katak betina, sedangkan yang jantan berukuran lebih kecil.

Katak bertanduk biasa ditemukan di dataran menengah sampai dataran tinggi di ketinggian 2000 m dpl.

Katak bertanduk mempunyai warna tubuh cokelat keabu-abuan sampai cokelat kemerah-merahan.

Terdapat bintik kehitaman dibawah mata dan sepasang bentol di belakang diantara kedua kakinya.

Warna yang mirip serasah daun ini membantu katak bertanduk berkamuflase dengan kondisi hutan. 

Sumber: Tribun bekasi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved