Berita Jakarta Raya
JIS Hampir Mangkrak Sebelum Digelontor Rp 5 Triliun dari Pemerintah Pusat, PDIP Sindir Anies
Anies dianggap kurang beretika karena tidak pernah menyebut sumbangsih pemerintah pusat terhadap pembangunan JIS hampir Rp 5 triliun
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menyindir pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara sebuah mahakarya.
Partai pengkritik pemerintah daerah itu mengibaratkan sesosok pelukis yang tidak pernah memuji karya sendiri, tetapi orang lain yang justru menilainya.
“Seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya dan bukan diri sendiri yang memuji (narsisme),” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak pada Rabu (4/5/2022).
Hal itu dikatakan Gilbert untuk menanggapi pernyataan Anies soal JIS sebuah mahakarya karena sebagai tempat ribuan orang melaksanakan salat Ied Idulfitri 1443 H pada Senin (2/5/2022) lalu.
Baca juga: Zulkifli Hasan Dampingi Anies Baswedan Salat Idul Fitri di JIS
Gilbert menyatakan, pernyataan tentang JIS mahakarya adalah hyperbola karena di kota lain dan di luar negeri, infrastruktur seperti itu merupakan standar stadion, baik untuk tempat tenis, atau sepak bola.
“Ini teknologi dan karya yang sudah ada sejak lama di luar negeri, dengan beberapa sentuhan arsitektur Indonesia. Tetapi karena Anies minim prestasi, jadi ini yang dibanggakan,” kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.
Gilbert heran, Anies justru tidak membanggakan tugu sepeda atau tugu bambu sebagai hal monumental.
Dia menyebut, JIS sendiri masih banyak yang harus diperbaiki seperti sinyal telepon yang sangat sulit, lift ke atap yang tidak bisa digunakan, serta debu yang sangat tebal menutupi bangku sehingga memerlukan pemeliharaan biaya tinggi.
Baca juga: TransJakarta Siapkan 26 Armada untuk Jemaah Salat Ied di JIS, Ongkos Bus Gratis
“Sebaiknya ucapan mahakarya kemarin diikuti juga permintaan maaf kepada para korban banjir, mereka yang tidak memiliki rumah yang layak, korban kebakaran tanpa rumah dan kegagalan memenuhi janji kampanye,” imbuhnya.
“Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika,” sambungnya.
Menurut dia, sikap Anies juga kurang beretika karena tidak menyebut sumbangsih pemerintah pusat terhadap pembangunan JIS hampir Rp 5 triliun tersebut.
Gilbert berujar, pembangunan JIS nyaris mangkrak akibat pagebluk Covid-19, dan kembali berlanjut setelah adanya pinjaman dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari Kementerian Keuangan.
Baca juga: DKI Jakarta Gelar Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran dan Siapkan Fasilitas untuk Salat Ied di JIS
Apalagi kata dia, rencana pembangunan JIS sudah ada sejak jaman Gubernur sebelumnya atau 10 tahun lalu, namun Anies tidak menyinggung namanya.
Dia menganggap hal tersebut tidak baik, karena seolah ingin membangun citra bahwa JIS adalah karya pribadi.
“Pembangunan JIS hampir mangkrak hingga akhirnya pemerintah pusat turun tangan menalangi 80 persen biaya. Jadi, lebih dari 80 persen adanya JIS adalah karya pemerintah pusat dan para Gubernur sebelumnya,” ucap Gilbert.