Lifestyle
Ingin Produk yang Ramah Lingkungan? Cermati Labelnya
Menyadari hal itu, dalam memperingati Hari Bumi yang lalu, Unilever dan Lazada memperkenalkan Program Easy Green.
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -– Persoalan sampah terutama plastik menjadi keprihatinan banyak pihak.
Banyak konsumen yang juga mulai memilih produk berdasarkan tanggungjawab perusahaan terhadap sampah yang dihasilkan.
Menyadari hal itu, dalam memperingati Hari Bumi yang lalu, Unilever dan Lazada memperkenalkan Program Easy Green.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengedukasi konsumen agar dapat lebih cermat dalam membeli suatu produk, dengan memperhatikan upaya-upaya pelestarian alam yang diusung.
Baca juga: Tak Semua Pengunjung Disiplin Buang Sampah, Pengelola Pantai Tanjung Pasir Kerahkan Pekerja Musiman
Kemitraan ini menjadi salah satu bentuk upaya perusahaan untuk menyebarluaskan edukasi mengenai pentingnya peran serta konsumen dalam membantu mengatasi permasalahan lingkungan, dimulai dari diri sendiri, dari kegiatan sehari-hari yang sangat sederhana seperti berbelanja.
Salah satu kekhawatiran mereka ketika berbelanja online adalah tidak tersedianya ‘label hijau’ yang memadai bagi produk-produk yang lebih ramah lingkungan, misalkan yang menggunakan lebih sedikit plastik," ujar Kevin Stefano, Head of Homecare E-Commerce Unilever Indonesia, Rabu (11/5/2022).
Berangkat dari hal tersebut, Unilever menginisiasi penggunaan label “Easy Green” untuk membantu konsumen mengidentifikasi produk yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini menjadi sangat penting mengingat belanja online sudah menjadi bagian dari gaya hidup konsumen.
Baca juga: Volume Sampah di Kota Tangsel Meningkat Selama Musim Libur Hari Raya Idul Fitri 2022
Pada tahap awal, label “Easy Green” akan diterapkan untuk produk-produk Unilever dalam kategori Perawatan Rumah Tangga melalui gerai LazMall Unilever di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam1.
Produk-produk kategori Perawatan Rumah Tangga yang mendapatkan label “Easy Green” harus memenuhi setidaknya salah satu dari kriteria berikut:
1. Biodegradability: Setidaknya 99 persen dari formulasi produk harus dapat terurai secara alami
2. Renewability: Formulasi produk harus setidaknya mengandung minimal 50 persen sumber karbon terbarukan
3. Reduced greenhouse gases (GHG): Terdapat pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) minimal 10 persen dalam produk dibandingkan dengan formulasi sebelumnya
4. Menggunakan kemasan yang memiliki prinsip “Better, Less, atau No plastic”, yaitu:
• Plastik yang lebih baik mengacu pada kemasan botol plastik yang menggunakan setidaknya kandungan 80 persen post-consumer recycled (PCR) atau jika ada sejumlah kandungan PCR yang digunakan dalam kemasan plastik yang fleksibel, seperti sachet dan kantong
• Mengurangi plastik diartikan jika dilakukan pengurangan penggunaan plastik baru setidaknya 5 persen, dibandingkan dari kemasan sebelumnya
• Tanpa plastik adalah penggunaan kemasan yang terbuat dari kertas
Baca juga: DLH Kota Tangsel Prediksi Volume Sampah Naik 250 Ton per Hari saat Ramadan 2022
"Hal ini sejalan dengan cita-cita untuk menciptakan Masa Depan yang Bersih dan Lestari," papar Kevin.
Ia mengatakan, selain mengembangkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, termasuk di dalamnya adalah upaya untuk menciptakan produk yang mudah terurai, renewable, dan menggunakan kemasan plastik yang lebih baik, lebih sedikit atau tanpa plastik sama sekali.
“Ambisi besar ini yang melandasi kami untuk bersinergi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah salah satu mitre e-commerce kami yaitu Lazada," kata Kevin.
"Kami berharap konsumen Lazada di berbagai negara di Asia Tenggara bisa lebih cermat dalam memilih produk dan akhirnya bisa memiliki visi yang sama dengan kami untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan dan menciptakan masa depan yang bersih untuk kita semua,” imbuhnya.
Baca juga: Kota Tangerang Jadi Daerah Pertama di Banten Gunakan Teknologi PSEL Pengolahan Sampah